SOLOPOS.COM - Gambar artis mengenai persidangan Harold Shipman. (crazyhorsesghost.hubpages.com)

Gambar artis mengenai persidangan Harold Shipman. (crazyhorsesghost.hubpages.com)

Dr Harold Shipman akhirnya diajukan ke pengadilan atas dakwaan melakukan pembunuhan terhadap 15 orang pasiennya. Kasusnya pun mulai disidangkan di Kota Preston, wilayah Lancashire, 5 Oktober 1999, diawali dari kasus dakwaan pembunuhan atas Kathleen Grundy dan pemalsuan surat wasiat.

Promosi Harga Saham Masih Undervalued, BRI Lakukan Buyback

Sidang dimulai dengan paparan pembuka dari pihak penuntut Richard Henriques, salah satu “singa pengadilan” paling top di Inggris. Henriques menegaskan, tak seorang pun pasien Shipman meninggal karena penggunaan morfin atau obat serupa dalam jangka panjang. Semuanya meninggal hampir dalam waktu hanya sekejap dan semuanya bertemu dr Shipman di hari mereka meninggal.

Henriques juga menepis anggapan bahwa Shipman melakukan pembunuhan “belas kasihan” atau euthanasia atas permintaan pasien karena lagi-lagi tak ada pasiennya yang punya riwayat sakit parah atau menahun. Bahkan meski para pasiennya itu rata-rata sudah berusia lanjut, mereka semua tergolong sehat dan aktif dalam keseharian. “Dia (Shipman) melakukannya karena merasakan kuasa untuk mengendalikan kehidupan dan kematian dan terus melakukannya guna memenuhi seleranya,” tegas Henriques.

Saksi pertama yang dipanggil adalah Angela Woodruff, putri Kathleen Grundy, korban terakhir Shipman. Dia kembali menuturkan kecurigaannya saat melihat surat wasiat dari ibunya yang diketik dengan sangat tidak rapi, dengan tanda tangan yang juga tak wajar. Ditegaskannya, ibunya sepanjang dikenalnya adalah orang yang sangat rapi dan selalu menuntut orang lain berbuat serupa. Pernyataan Angela dibuktikan dengan barang bukti berupa buku harian sang ibu, yang ditulis tangan sangat rapi dan sangat detil mencatat berbagai hal dari waktu ke waktu.

Angela juga mengungkapkan betapa di usia yang mencapai 81 tahun, sang ibu tak pernah sakit berat dan bahkan biasa melakukan berbagai aktivitas fisik seharian tanpa lelah. Kesaksian seperti ini juga didukung sejumlah saksi lain kemudian.

Pengacara Shipman, Nicola Davies, mencoba menggoyahkan posisi Angela dengan antara lain menyoroti situasi keuangannya dan hubungannya dengan sang ibu. Namun upaya ini digagalkan oleh buku harian sang ibu dan kesaksian sejumlah orang lain.

Dalam sidang berikutnya, tampil saksi ahli patologi terkemuka dr John Rutherford. Dia antara lain memaparkan bukti adanya kandungan morfin dan obat sejenis yang sangat tinggi sehingga menimbulkan keracunan di dalam tubuh sejumlah pasien Shipman, yang membuktikan bahwa para pasien itu tidak meninggal karena usia lanjut atau penyakit tertentu.

Kesaksian-kesaksian lain terus memberatkan Shipman. William Catlow, pasangan dansa seorang pasien Shipman, Lizzie Adams, 77, menggambarkan bagaimana saat suatu hari dia mampir ke rumah Lizzie dia menemukan Shipman sedang berada di sana dan memberitahunya kalau perempuan itu baru saja meninggal dunia. Tak percaya, Catlow segera masuk ke kamar Lizzie, memeriksa nadinya dan merasakan masih ada denyutan lemah. “Dia masih hidup, cepat telepon ambulans,” teriak Catlow pada Shipman. Namun Shipman mengaku sudah melakukannya. “Denyut yang kamu rasakan itu nadimu sendiri. Dia sudah mati, aku akan membatalkan ambulans,” kata Shipman tenang. Namun pemeriksaan kemudian membuktikan bahwa saat itu Shipman sama sekali tak pernah menelepon ambulans, baik untuk meminta bantuan atau untuk membatalkannya.

Hal serupa terulang di sejumlah pasien lainnya. Jika kebetulan ada orang lain di sekitar sang pasien yang “kritis dan akan meninggal,” Shipman akan berpura-pura menelepon layanan ambulans minta bantuan. Ia lantas berpura-pura memeriksa pasiennya dan menyatakan mereka sudah meninggal, lalu kembali berpura-pura menelepon ambulans untuk membatalkan panggilan sebelumnya.

Makin jauh sidang berjalan, makin hancurlah kredibilitas Shipman sebagai seorang dokter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya