SOLOPOS.COM - Tempat praktik dr Harold Shipman di Market Street 21m Hyde, Greater Manchester, Inggris. (spokeo.com)

Tempat praktik dr Harold Shipman di Market Street 21m Hyde, Greater Manchester, Inggris. (spokeo.com)

Harold Shipman, seorang dokter umum yang berpraktek di Kota Hyde, Cheshire, Inggris, diduga telah melakukan pembunuhan terhadap para pasiennya. Namun bagaimana sebenarnya latar belakang sang dokter yang dikenal ramah ini?

Promosi Harga Saham Masih Undervalued, BRI Lakukan Buyback

Shipman, dengan nama lengkap Harold Frederick Shipman, lahir 14 Juni 1946 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Dia
punya kakak perempuan, Pauline, yang tujuh tahun lebih tua, serta adik laki-laki, Clive, yang terpaut empat tahun. Namun entah kenapa, Vera, sang ibu, lebih menganakemaskan Harold atau yang saat itu biasa dipanggil Fred atau Freddy.
Vera-lah yang mengatur kapan Harold boleh keluar bermain dan dengan siapa. Di mata tetangganya, Vera meski cukup ramah dikenal suka memposisikan diri dan keluarganya di atas orang lain. Jadilah Harold juga tumbuh jadi anak yang suka menjaga jarak dengan teman-teman sebayanya.

Di sekolah dasar, Shipman lumayan cerdas dan berprestasi. Namun di tingkat sekolah yang lebih atas prestasinya mulai merosot. Saat itu pula Vera sang ibu ketahuan mengidap kanker paru-paru stadium lanjut. Shipman pun lebih banyak menghabiskan waktu luangnya mendampingi sang ibu dan melayaninya. Kebiasaannya mendampingi dan melayani sang ibu yang sakit parah ini yang memberikan Shipman sumbangan pengalaman baginya saat menjadi dokter. Shipman juga jadi tertarik dengan peran seorang dokter umum keluarga. Dokter yang menjadi langganan ibunya dilihatnya sangat mempesona karena “berkuasa” dan dipercayai penuh oleh sang pasien. Pesona ini makin kuat saat dia melihat bagaimana obat-obatan penghilang rasa sakit seperti morfin yang disuntikkan sang dokter mampu membuat ibunya yang sering kesakitan menjadi nyaman.

Akhirnya sang ibu takluk oleh penyakitnya dan meninggal 21 Juni 1963. Shipman sangat terpukul karena kehilangan figur pembentuk dan penuntun hidupnya. Namun kematian sang ibu membuatnya makin yakin dengan pesona kehidupan sebagai seorang dokter yang “dipuja” dan menjadi gantungan hidup para pasiennya.

Jadilah dua tahun sejak kematian ibunya, Shipman masuk sekolah kedokteran di Kota Leeds. Ia harus mengulang ujian sampai dua kali sebelum bisa diterima. Saat kuliah, prestasinya cenderung standar, namun toh ia akhirnya bisa lulus dan berhak menyandang gelar sebagai dokter muda. Meski selama kuliah dia tak pernah pacaran, dia toh menemukan seorang gadis yang kebetulan latar belakangnya mirip. Gadis yang lebih muda tiga tahun itu, Primrose, juga punya ibu yang sangat protektif dan membatasi pergaulannya. Mereka kemudian menikah saat Shipman berusia 20 tahun dan Primrose 17 tahun.

Tahun 1974, Shipman sudah punya dua anak dan bergabung di sebuah klinik di Kota Todmorden, wilayah Yorkshire. Kebalikan dari masa remajanya, Shipman kini banyak terjun di masyarakat dan jadi orang yang disegani. Setidaknya itu kesan yang dilihat sejawat dokter dan para pasiennya. Banyak dokter senior yang menyukainya karena sebagai dokter muda yang baru lulus, Shipman selalu sigap membantu, banyak belajar dan banyak memberikan informasi soal perkembangan dunia medis. Namun bagi para staf dan perawat, Shipman adalah dokter muda yang arogan, yang suka mencela dan membesar-besarkan masalah-masalah kecil dan suka mendamprat orang yang tak disukainya.

Namun saat praktek ini pula Shipman mulai menunjukkan kecenderungan negatifnya. Apa yang dilakukannya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya