SOLOPOS.COM - Ilustrasi, Tempe (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi, Tempe (JIBI/SOLOPOS/dok)

SOLO—Inflasi Kota Solo selama bulan Juli menembus angka 0,5%. Inflasi disumbang kenaikan harga di kelompok bahan makanan termasuk tempe yang menyumbang inflasi 0,06%.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala Seksi (Kasi) Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, MAB Herminawati, mengatakan bahan makanan tempe menjadi salah satu dari enam komoditas yang memberi sumbangan terbesar pada angka inflasi Solo. Menurutnya, selama Ramadan, permintaan bahan makanan, termasuk tempe, meningkat sehingga menyebabkan harga bergerak naik. Harga tempe sendiri terpantau naik 5,22%.

“Untuk bulan Juli BPS memang baru memantau tempe. Kenaikan harga kedelai belum terlihat karena kenaikan harga terjadi di akhir bulan. Mungkin kenaikan harga itu akan terlihat pada inflasi Agustus,” kata Hermin, saat ditemui wartawan, di ruang kerjanya, Kamis (2/8/2012).

Selain tempe, lima komoditas penyumbang inflasi lain yaitu daging ayam ras dengan sumbangan inflasi 0,16%, telur 0,10%, beras 0,078%, gula pasir 0,07%, dan kacang panjang 0,069%. Menurut Hermin, kenaikan harga pada barang-barang tersebut masih dalam taraf wajar karena meningkatnya permintaan selama bulan Ramadan. “Itu biasa, bulan Ramadan konsumsi masyarakat tinggi.”

Tak hanya bahan makanan, inflasi yang cukup tinggi juga tampak dari produk sandang. Secara umum kelompok sandang menyumbang inflasi 1,04%. Angka itu dipicu kenaikan harga sejumlah produk sandang, seperti baju kaos/t-shirt, baju muslim, seragam sekolah wanita dan blus. Baju muslim dan seragam sekolah mengalami kenaikan harga tertinggi yaitu 11% dan 15,87% dengan sumbangan inflasi masing-masing 0,015% dan 0,004%.

Lebih jauh, Hermin melanjutkan inflasi Solo pada Juli terbilang aman. Dibandingkan kota pantauan BPS lain, Solo berada di tingkat standar. Inflasi Solo berada di bawah Purwokerto dan Semarang yang mencapai 0,84% dan 0,83%. Inflasi Solo juga lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tembus 0,7%.

“Saya kira angka inflasi 0,5% dalam kondisi aman. Di Jawa Tengah ada di tengah-tengah, secara nasional lebih rendah,” kata dia.

Menurutnya, inflasi justru diperkirakan makin tinggi lagi pada Agustus. Hal itu merujuk pada catatan tahun-tahun sebelumnya di mana harga hampir semua komoditas merangkak naik. Untuk itu, BPS akan menambah frekuensi pemantauan. Survei yang biasa dilakukan mingguan bakal dihelat dua kali per pekan. Begitu pula survei yang dilakukan dua mingguan bakal dilakukan satu kali per pekan. Pemantauan momentum Ramadan dan Lebaran tersebut efektif selama 24 Juli hingga 28 Agustus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya