SOLOPOS.COM - Ilustrasi (theinnovationdiaries.com)

Ilustrasi (theinnovationdiaries.com)

NEW YORK – Harga minyak dunia berakhir bervariasi pada Senin (Selasa pagi WIB), karena pasokan tetap kuat dan produksi industri di China menunjukkan tanda-tanda perlambatan, mengindikasikan kemungkinan melemahnya permintaan energi.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Di perdagangan New York, minyak mentah acuan light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April naik 11 sen dari penutupan Jumat (8/3/2013) menjadi berakhir pada us$92,06 per barel. Sementara di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk April turun 63 sen menjadi menetap pada us$110,22 per barel.

Kontrak AS mengikuti Brent lebih rendah untuk sebagian besar sesi sebelum kembali naik pada akhir sesi, dengan “mood” (suasana hati) masih untuk pasar yang sedikit “memerah”. “Pasar minyak mentah kembali cenderung menurun pada perdagangan Senin karena produksi industri China jatuh jauh dari harapan dan Arab Saudi melaporkan memproduksi minyak lebih banyak pada Februari daripada bulan sebelumnya,” kata Tim Evans dari Citi Futures.

“Situasi pasokan telah meningkat lagi, dan jumlah persediaan minyak mentah AS secara musiman sangat tinggi serta memperlihatkan peningkatan lagi pada minggu lalu,” kata analis komoditas di UniCredit.

“Namun demikian, kami juga mengharapkan penguatan pada sisi permintaan, karena ekonomi global diperkirakan mendapatkan beberapa traksi tahun ini.” Data ekonomi lebih lemah di China mendorong penurunan harga minyak pada awal sesi perdagangan.

Data resmi yang dirilis Sabtu (9/3/2013), memperlihatkan inflasi di China mencapai tertinggi 10-bulan pada Februari.

Produksi industri, yang mencerminkan produksi di pabrik-pabrik, bengkel kerja dan tambang China, naik 9,9% tahun-ke-tahun selama dua bulan pertama 2013, dibandingkan dengan 11,4% pada periode yang sama 2012.

“Sebagian besar data ekonomi China yang diterbitkan pada akhir pekan terbukti mengecewakan. Hal ini menggambarkan bagaimana pelaku pasar saat ini fokus pada informasi negatif dan sentimen pasar yang buruk,” kata analis Commerzbank Carsten Fritsch.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya