SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia)

MELBOURNE–Harga minyak mentah dunia bergerak fluktuatif di New York setelah membukukan penaikan terbesar selama sepekan dalam empat bulan di tengah tanda-tanda pertumbuhan ekonomi AS, konsumen minyak terbesar di dunia.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) bergerak naik turun setelah naik 2,5% pada pekan lalu, tertinggi sejak 14 September 2012.

Berdasarkan sebuah survei yang dilakukan oleh Bloomberg, WTI diperkirakan akan naik pada pekan ini di tengah spekulasi tentang besarnya pertumbuhan ekonomi yang akan menggenjot permintaan.

Harga minyak untuk pengiriman Februari berada pada level US$93,07 per barel atau turun 2 sen di New York Mercantile Exchange pada pukul 10.48 pagi waktu Sydney. Kontrak tersebut naik 17 sen ke level US$93,09 dibandingkan dengan posisi 4 Januari 2013, level penutupan tertinggi sejak 2 Januari 2013. Pada tahun lalu, harga minyak turun 7,1%.

Sementara itu, harga minyak Brent untuk pengiriman Februari naik 15 sen ke level US$111,46 per barel di ICE Europe Exchange. Kontrak harga yang menjadi acuan negara di kawasan Eropa itu premium US$18,39 dari WTI berjangka. Pada 4 Januari 2013, selisihnya sebesar US$18,22 atau terkecil dalam 3 bulan sebelumnya.

Sebanyak 14 dari 24 analis dan pedagang, atau 58% yang di survei pada pekan lalu, memerkirakan harga minyak WTI akan naik hingga 11 Januari 2013. 5 responden atau 21% memerkirakan akan terjadi penurunan harga sementara 5 responden lainnya memerkirakan pergerakan harga terbatas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya