SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Harga jual minyak goreng tingkat eceran di sejumlah pasar tradisional di Kota Solo terus merangkak naik. Selasa (5/1), minyak goreng curah menembus Rp 9.500 per kilogram dari harga jual sehari sebelumnya Rp 8.750 per kilogram hingga Rp 8.900 per kilogram.

Pedagang pun mendesak pemerintah segera menggelar operasi pasar untuk menstabilkan kembali harga minyak goreng. Di sampaikan sejumlah pedagang, baik pedagang eceran maupun pedagang grosir, harga minyak goreng bisa mengalami perubahan harga dalam tempo satu hari. Bahkan, di tingkat yang sama harga jual bisa berbeda-beda.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Seperti disampaikan salah satu pedagang eceran di Pasar Legi, Syaiful. “Hari ini naik lagi,” tutur Syaiful, saat ditemui Espos di kiosnya, kemarin.

Ia menyampaikan, harga minyak goreng curah biasa menembus Rp 9.500 per kilogram, dari sehari sebelumnya ia jual Rp 9.000 per kilogram. Sementara, untuk minyak goreng super ia jual Rp 10.000 per kilogram, dari sebelumnya Rp 9.500 per kilogram.

Syaiful mengatakan, kenaikan harga minyak goreng disebabkan karena pasokan di tingkat distributor ada gangguan pasokan. “Informasi dari distributir kami, pengiriman barang dari kapal terganggu.”

Senada disampaikan pedagang pengecer lainnya di Pasar Legi, Ny Simin. Di kiosnya, ia menjual minyak goreng curah dengan harga Rp 8.900 per kilogram dan minyak goreng super dengan harga Rp 9.200 per kilogram. Disampaikannya, kenaikan harga minyak goreng akhir-akhir ini membuat pasar semakin sepi. Konsumsi pun menurun.

“Apalagi sekarang sudah tidak musim liburan. Jadi, pembeli dari masyarakat pun semakin turun. Pedagang minta pemerintah menggelar operasi pasar supaya harga minyak goreng bisa stabil lagi. Karena kalau harga tinggi seperti ini keuntungan pedagang juga minim,” paparnya.

Sementara, di tingkat grosir, harga jual minyak goreng masih stabil pada kisaran harga Rp 8.750 per kilogram hingga Rp 8.900 per kilogram serta Rp 9.100 untuk minyak goreng super. “Bahkan, sempat turun Rp 100 per kilogram,” ujar pedagang minyak goreng tingkat grosir, Lestari. Ia mengatakan harga jual minyak goreng saat ini, antara toko yang satu dengan toko yang lain bisa berbeda-beda. “Ya, saya juga tidak tahu. Mengapa bisa berbeda-beda. Penyebabnya apa sampai saat ini kami belum tahu. Belum ada informasi dari distributor.”

Terkait desakan dari masyarakat terkait operasi pasar, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Solo, Joko Pangarso, didampingi Kasi Perdagangan Dalam Negeri, Corina EP, mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) tidak memiliki kewenangan memutuskan menyelenggarakan operasi. “Itu nanti semua tergantung bagaimana tindak lanjut pemerintah pusat. Memang, ada informasi soal digelarnya operasi pasar minyak goreng, yang kami terima dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng saat melakukan Sidak ke Pasar Legi beberapa waktu lalu. Tetapi, itu belum bisa kami pastikan,” tutur Joko.

haw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya