JOGJA–Harga kedelai impor di Jogja melonjak tajam beberapa hari terakhir menembus harga Rp9.000 per kilogram. Kondisi itu menyebabkan produksi makanan berbahan baku kedelai seperti tempe dan tahu berkurang.
Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan
Harga kedelai terpantau naik di Pasar Bringharjo, Jogja, Selasa (24/7). Totok, pedagang palawija di Pasar Bringharjo mengatakan, harga jual kedelai impor ke konsumenya naik menjadi Rp9.000 dari sebelumnya hanya Rp8.000 per kilogram. Kenaikan mulai terjadi dua minggu ini setelah harga kedelai yang ia beli dari pengepul ikut naik.
“Sebelumnya di pengepul cuma jual Rp7.500 sekarang Rp8.500,” katanya.
Pasokan kedelai impor yang kian berkurang dinilai menjadi penyebab. Padahal jenis kedelai ini paling banyak dikonsumsi untuk pembuatan tempe dan tahu ketimbang kedelai lokal. Adapun kedelai lokal harganya relatif lebih murah hanya Rp8.000 per kilogram meski kualitasnya dinilai tak sebagus kedelai impor.
Terpisah, Marsono produsen tempe dan tahu di daerah Wiyoro Kidul Baturetno, Banguntapan, Bantul mengatakan, sejak kenaikan harga kedelai pada April lalu, hingga kini harga terus merangkak naik menembus Rp8.000 di distributor.
“Dahulu itu hanya Rp6.800 per kilo lalu naik-naik, sekarang Rp8.000 di distributor, kalau di pengecer mencapai Rp8.300. Kalau pasokanya ada, cuma harganya yang naik,” ujar Marsono.(ali)