SOLOPOS.COM - Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di rumah produksi Tahu Murni Bu Hardi di Trimurti, Srandakan, Bantul, DIY, Rabu (25/7/2012). Rumah produksi tahu ini tetap terus melakukan produksi meski harga kedelai saat ini naik tinggi dan sejumlah produsen tahu dan tempe di sejumlah daerah mogok produksi sebagai bentuk protes. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di rumah produksi Tahu Murni Bu Hardi di Trimurti, Srandakan, Bantul, DIY, Rabu (25/7/2012). Rumah produksi tahu ini tetap terus melakukan produksi meski harga kedelai saat ini naik tinggi dan produsen tahu dan tempe di sejumlah daerah mogok produksi sebagai bentuk protes. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

JAKARTA – Kebijakan pemerintah dengan membebaskan bea masuk kedelai dari sebelumnya 5% dinilai tidak akan membuat harga kedelai kembali ke harga normal Rp6.500 per kg, karena harga bahan baku tempe dan tahu itu telah naik signifikan di negara asal Amerika Serikat.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Country Head General Manager PT Cargill Indonesia Jean-Louis Guillou mengatakan jika harga kedelai US$16 per bushel di AS kemudian dibawa ke Indonesia, maka harga akan turun 5% jika bea masuk juga diturunkan dari 5% menjadi 0.
“Namun, ketika harga kedelai di AS naik menjadi US$20 per bushel, kemudian dengan kebijakan pemerintah Indonesia menurunkan bea masuk impor kedelai, kami tidak dapat menjawab [apakah kebijakan itu dapat menurunkan harga kedelai],” ujarnya saat Diskusi Kenaikan Harga Kedelai.

Pemerintah memutuskan membebaskan bea masuk impor kedelai dengan tujuan untuk membuat harga kedelai bergerak turun.
Jean menjelaskan dengan penurunan bea masuk impor, maka akan berpengaruh dengan penurunan harga, tetapi pengaruh itu tidak akan signifikan.

Namun, harga kedelai ditentukan oleh faktor suplai dan permintaan. Jika suplai cukup, maka harga akan stabil dan sebaliknya. “Ditentukan dengan besarnya suplai salah satu penentunya adalah curah hujan mungkin pada Agustus [2012] diperkirakan dari AS [curah hujan di AS pada Agustus diprediksi sudah mulai banyak].” Dia memaparkan curah hujan yang membaik di AS akan membuat produksi kedelai meningkat, sehingga berpengaruh terhadap harga komoditas itu di pasar dunia.

Harga kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe saat ini sekitar Rp8.300 per kg naik dibandingkan dengan bulan lalu Rp6.500 per kg dan lebih tinggi dibandingkan dengan awal tahun ini Rp5.300 per kg. Sementara itu, perajin tahu dan tempe menilai harga normal kedelai yaitu Rp6.000-Rp6.500 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya