SOLOPOS.COM - tempe

tempe

JOGJA—Harga kedelai di pasaran naik drastis hingga Rp7.000 lebih per kilogram dari sebelumnya hanya Rp5.300 per kg.

Promosi BRI Pastikan Video Uang Hilang Efek Pemilu untuk Bansos adalah Hoaks

Produsen tempe dan tahu terpaksa memangkas bobot produk penjualan untuk menyesuaikan kenaikan harga.

Marsono salah satu produsen tempe di pedusunan Wiyoro, Baturetno, Banguntapan Bantul Selasa (15/5) mengatakan, kenaikan harga sedianya mulai terjadi Maret jelang kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Namun pada April lalu hingga saat ini mengalami kenaikan tajam hingga Rp6.800 di pedagang grosir dan mencapai Rp7.000 lebih di pedagang eceran. Padahal pada Februari harga satu kilogram kedelai hanya sekitar Rp5.300.

“Awalnya naik Rp100, Rp200, lalu sekarang sampai Rp6.800 itu saya belinya di swalayan yang bisa beli banyak, kalau pedagang eceran malah Rp7.000 lebih,” kata Marsono.

Menurutnya, kenaikan harga sebanyak itu sangat memukul para produsen tempe dan tahu yang merupakan pengusaha kecil. Bila harga dinaikan otomatis bakal mengurangi jumlah penjualan. Untuk menyiasatinya, Marsono dan para pekerjanya terpaksa harus mengurangi bobot tempe.

Tak hanya Marsono, produsen tempe lainnya Jumiati juga mengakui hal serupa. Ia tak berani menaikan harga jual tempe karena takut tak ada pembeli. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya