SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Pelemahan yang terjadi pada nilai dolar AS akibat lemahnya data tenaga kerja di AS, menyebabkan harga emas kembali melonjak tajam. Para investor terus memburu emas di tengah pelemahan yang terjadi pada dolar ini.

Investor cukup kecewa dengan laporan terkait jumlah tenaga kerja dan pengangguran di AS, laporan pemerintah AS tentang tenaga kerja memupuskan harapan pelaku ekonomi akan pemulihan kondisi perekonomian.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Emas memang telah menjadi primadona investasi sejak suku bunga di AS diturunkan ke level terendahnya akibat krisis keuangan yang terjadi. Rendahnya tingkat suku bunga ini membuat nilai dolar AS terus melemah dan berpotensi menurunkan nilai aset-aset perusahaan di AS.

“Pergerakan emas ini merupakan spekulasi dari penurunan suku bunga di AS,” kata Kepala Bidang Perdagangan komoditi Standard Chartered Jeremy East seperti dikutip Reuters, Sabtu (9/1).

Harga emas pada perdagangan Jumat (8/1) mencapai nilai tertinggi yaitu US$ 1.139,3 per ounce, dari perdagangan hari sebelumnya dimana nilai emas adalah US$ 1.131,4 per ounce.

Pelemahan nilai dolar AS yang terjadi terus mendorong harga emas meningkat secara terus-menerus. Nilai dolar AS juga melemah terhadap euro akibat lemahnya data tenaga kerja.

dtc/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya