SOLOPOS.COM - ilustrasi emas batangan (telegraph.co.uk)

Harga emas hari ini untuk acuan Comex turun 5,8 dolar AS atau 0,54 persen.

Solopos.com, NEW YORK – Emas berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena data ekonomi AS yang positif memberikan kekuatan terhadap dolar AS.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Dilansir Antara mengutip laman Xinhua, Kamis (24/12/2015), kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun 5,8 dolar AS atau 0,54 persen, menjadi menetap di 1.068,30 dolar AS per ounce.

Pengeluaran pribadi meningkat 0,3 persen pada November dan pendapatan meningkat 0,3 persen, dengan upah meningkat 0,5 persen pada November, menyusul kenaikan 0,6 persen pada Oktober, menurut laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan Rabu.

Data tersebut lebih baik dari perkiraan, menempatkan emas di bawah tekanan. Logam mulia juga berada di bawah sejumlah tekanan sangat ringan ketika sebuah laporan yang dirilis Rabu oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan penjualan rumah baru meningkat 4,3 persen pada November ke tingkat tahunan 490.000 unit.

Para analis mengatakan bahwa meskipun mengalami peningkatan, angka ini, lebih rendah dari perkiraan, mungkin masih bisa dianggap sebagai tanda positif karena peningkatan pembangunan membawa pasokan tambahan ke sektor perumahan, membantu mengangkat penjualan rumah baru.

Indeks dolar AS naik pada Rabu sebesar 0,24 persen menjadi 98,46 pada pukul 17.30 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi para investor.

Kenaikan emas dihentikan oleh sebuah laporan Departemen Perdagangan AS yang menunjukkan pesanan barang tahan lama bertahan tak berubah, dan pesanan tidak termasuk transportasi jatuh ke negatif 0,1 persen.

Para analis mencatat ekspor yang lemah dan permintaan yang berhubungan dengan energi lebih rendah telah menyebabkan pelemahan sektor-sektor di sebagian besar 2015.

Tren jangka panjang untuk emas tetap sangat “bearish” menurut para analis karena The Fed menaikkan suku bunganya pada Desember, yang terjadi meskipun semula diharapkan akan menunda kenaikan suku bunga hingga 2016. Peningkatan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga.

Sampai pertemuan FOMC Desember belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika. Para analis percaya tujuan dari The Fed untuk menyerap sekitar 2,5 triliun dolar AS kelebihan cadangan bank-bank karena ekonomi AS mulai pulih.

Selera terhadap risiko bank-bank akan meningkat dalam ekonomi “bullish”, yang akibatnya berpotensi melepaskan beberapa cadangan berlebihan mereka, membanjiri ekonomi dengan uang tunai, sehingga menyebabkan inflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya