SOLOPOS.COM - emas batangan (JIBI/Bisnis.com)

Harga emas hari ini untuk acuan Comex kembali mengalami pelemahan.

Solopos.com, NEW YORK – Emas berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena dolar AS menguat menjelang pertemuan Federal Reserve AS pekan depan.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Dilansir Antara mengutip laporan Xinhua, Jumat (11/12/2015), kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun 4,5 dolar AS atau 0,42 persen, menjadi menetap di 1.072 dolar AS per ounce. Emas berada di bawah tekanan karena Indeks Dolar AS naik 0,52 menjadi 97,91 pada pukul 17.45 GMT.

Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor pemegang mata uang lainnya.

Logam mulia terhindar dari kejatuhan lebih lanjut ketika laporan klaim pengangguran mingguan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS, Kamis, menunjukkan klaim awal meningkat 13.000 menjadi 282.000. Para analis mencatat bahwa angka ini lebih buruk dari yang diperkirakan dan merupakan angka tertinggi dari ukuran tersebut sejak Juli.

Namun, para analis yang sama percaya bahwa laporan ini tidak mungkin mempengaruhi keputusan Federal Reserve AS untuk meningkatkan suku bunga pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Desember.

Probabilitas tersirat saat ini untuk kenaikan suku bunga Desember berada di 85 persen menurut alat Fedwatch CMEGroup. Analis yakin bahwa pasar sekarang telah sepenuhnya memperhitungkan ekspektasi kenaikan suku bunga Desember, dan bahwa pasar sekarang belum yakin kapan kenaikan suku bunga berikutnya akan terjadi.

Harapan itu awalnya untuk penundaan kenaikan suku bunga hingga 2016, tetapi pertemuan FOMC pada akhir Oktober menegaskan bahwa The Fed ingin menaikkan suku sebelum akhir 2015.

Kenaikan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.

Analis percaya prospek jangka panjang untuk logam mulia masih “bearish” dan bahwa beberapa kenaikan suku bunga kemungkinan akan memberikan tekanan yang luas pada logam mulia. Juga, ada indikasi lebih lanjut bahwa permintaan Tiongkok untuk emas kemungkinan akan turun, karena investor Tiongkok telah menjadi lebih cerdas dan membeli aktiva-aktiva berbunga yang lebih menguntungkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya