SOLOPOS.COM - Ilustrasi emas batangan (JIBI/Dok)

Harga emas hari ini untuk acuan Comex berakhir melemah.

Solopos.com, NEW YORK – Emas berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Senin (Selasa pagi WIB), karena harga minyak mentah turun lebih dari dua persen selama liburan akhir pekan di Amerika Serikat.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Dilansir Antara mengutip laporan Xinhua, Selasa (29/12/2015), para analis mencatat bahwa harga emas sering mengikuti pergerakan minyak karena investor melihatnya untuk lindung nilai taruhan mereka terhadap inflasi akibat minyak.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun 7,6 dolar AS, atau 0,71 persen, menjadi menetap di 1.068,30 dolar AS per ounce. Emas berada di bawah tekanan lebih lanjut setelah Federal Reserve cabang Dallas merilis hasil survei manufakturnya pada Senin, menunjukkan peningkatan aktivitas pabrik.

Indeks produksi meningkat menjadi 13,4 selama Desember. Indeks dolar AS, yang mengukur dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, naik 0,07 persen menjadi 97,94 pada pukul 17.45 GMT.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah. Volume rendah adalah ciri dari hari ke hari karena dua liburan berturut-turut pekan lalu, tetapi harga logam mulia diletakkan di bawah tekanan lebih lanjut karena para analis percaya pasar tetap belum yakin kapan kenaikan suku bunga berikutnya, dari tingkat 0,50 persen ke 0,75 persen, akan terjadi.

Alat Fedwatch menunjukkan probabilitas tersirat bahwa pasar percaya bahwa The Fed akan menaikkan suku 0,50 persen ke 0,75 persen selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Maret. Probabilitas tersirat saat ini untuk kenaikan suku bunga 0,50 persen ke 0,75 persen mencapai 55 persen pada pertemuan Maret, dan 10 persen pada pertemuan Januari.

Para analis percaya tujuan dari The Fed untuk menyerap sekitar 2,5 triliun dolar AS kelebihan cadangan bank-bank karena ekonomi AS mulai pulih. Bank-bank menjadi lebih berani mengambil risiko dalam kondisi ekonomi “bullish“, dan sebagai hasilnya berpotensi melepaskan beberapa kelebihan cadangan mereka, membanjiri ekonomi dengan uang tunai dan menyebabkan inflasi.

Tren jangka panjang untuk emas tetap sangat “bearish” menurut para analis karena The Fed menaikkan suku bunganya pada Desember, yang terjadi meskipun semula diharapkan akan menunda kenaikan suku bunga hingga 2016.

Peningkatan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Sampai dengan pertemuan FOMC Desember, belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya