SOLOPOS.COM - Pedagang, Yamto, menata tabung elpiji ukuran tiga kilogram kosong di tokonya di kawasan Mangkubumen, Banjarsari, Solo, Kamis (1/9/2016). Elpiji tabung tiga kilogram ditingkat pengecer mulai langka karena jumlah pasokan dikurangi. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Harga gas melon di Kota Solo menembus Rp19.000/kg.

Solopos.com, SOLO–Elpiji 3 kg kembali sulit ditemukan di Kota Bengawan. Bahkan, harga gas melon di tingkat pengecer bisa menembus Rp19.000/tabung.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Salah satu pengecer, Irawati, mengatakan kelangkaan gas melon mulai terjadi sejak pertengahan Agustus. Biasanya, wanita yang akrab disapa Ira itu selalu mendapatkan pasokan gas melon berapapun yang dia minta. Namun, kini dibatasi hanya sepuluh tabung epiji 3 kg.

“Saya memiliki langganan pedagang keliling yang membawa elpiji 3 kg ke toko. Biasanya berapa pun tabung yang kosong, bahkan puluhan pun dikasih. Tetapi sekarang cuma sepuluh tabung. Pasokannya berkurang banyak, sehingga pengecer memang kesulitan,” ujarnya saat ditemui wartawan di kiosnya yang ada di kawasan Banjarsari, Solo, Kamis (1/9/2016).

Dia mengaku menjual gas melon seharga Rp19.000/tabung. Dalam kondisi normal, dia menjual gas melon seharga Rp18.000/kg. Dia terpaksa menaikkan harga karena dari pemasok juga sudah naik duluan. Kendati dijual dengan harga yang cukup tinggi, gas melon tersebut juga selalu habis diserbu pembeli. Bahkan, lantaran tidak kebagian, ada pula pelanggan yang berniat menitipkan tabung. Namun demikian, dia menolak menerima titipan tabung karena takut tidak kebagian.

Menurutnya, kelangkaan paling parah terjadi saat akhir pekan. Hal itu disebabkan saat akhir pekan tidak dipasok gas melon sehingga membuat kelangkaan meningkat. Dia pun menyiasati menata gas melon secara terbaik agar masyarakat tahu elpiji 3 kg di kiosnya habis.

Kelangkaan gas melon juga dirasakan oleh pengecer lainnya, Yamto. Warga Mangkubumen itu mengaku kelangkaan sudah terjadi sejak dua pekan terakhir. “Biasanya saya mendapatkan elpiji 20 tabung, sekarang cuma separuhnya. Saya enggak tahu kenapa penyebabnya kok dikurangi, sebab dari pemasok bilangnya juga begitu,” tuturnya.

Menurutnya, kelangkaan tersebut membuat pelanggan mengeluh karena sulit mendapatkan gas melon. Dia menjual gas melon seharga Rp18.000/tabung.

Sementara, berkurangnya pasokan gas melon juga dirasakan oleh pengecer di Colomadu, Farida. Namun demikian, dia menjual gas melon seharga Rp16.000/tabung. “Saya biasanya mendapatkan 100 tabung dua hari sekali, tetapi sekarang hanya 50 tabung. Kabarnya memang ada pengurangan, ya sejak Lebaran kemarin. Sampai sekarang belum ada penambahan lagi,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Bidang (Kabid) Elpiji 3 kg Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Soloraya, Agustinus Adhitya P., mengatakan permintaan masyarakat saat ini mengalami kenaikan sehingga pasokan dilapangan cepat habis. “Bulan ini [September] akan ada tambahan alokasi elpiji 3 kg di Soloraya sebagai salah satu antisipasi lonjakan permintaan karena momen Idul Adha. Namun sampai sekarang belum tahu pasti jumlah penambahan karena masih dikalkulasi,” kata dia saat dihubungi Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya