SOLOPOS.COM - Ilustrasi daging sapi (Dok/JIBI)

Ilustrasi daging sapi (Dok/JIBI)

MALANG — Harga daging sapi yang fluktuatif saat ini disikapi pengusaha kuliner berbahan baku daging sapi dengan berbagai cara yang berbeda.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Septarina Eko Dewi, Ketua Paguyuban usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Kota Malang, mengatakan beberapa pengusaha memutuskan untuk menaikkan harga jual untuk menyesuaikan dengan kenaikan harga daging sapi.

“Pedagang yang bahan bakunya daging sapi, misalnya dendeng. Mereka akan menaikkan harga jual, menyesuaikan dengan kenaikan harga. Kemarin kan daging sapi juga pasokannya langka. Konsumen bisa memahami,” ujarnya saat dihubungi JIBI/Bisnis, Kamis (21/2/2013).

Sementara itu, Pemilik De Nin`s Super Steak Malang Nanin lebih memilih merugi karena tidak menaikkan harga steak yang dijual. De Nin`s Super Steak Malang tetap menjual steak dengan harga normal karena tidak ingin kehilangan pelanggan.

“Kerugian yang kami tanggung mencapai jutaan rupiah per hari. Bahkan kerugian setara dengan harga satu unit sepeda motor baru,” jelas dia.

Menurutnya, kerugian tersebut saat jagal di Malang melakukan aksi mogok beberapa waktu lalu. Meskipun harga daging sapi saat naik fluktuatif, dia masih bernafas lega karena pasokan relatif lancar.

Pedagang daging sapi Lilik Setyowati mengatakan idealnya harga jual daging sapi dikisaran Rp80.000 per kg. Kalau harga cenderung naik maka pembeli daging akan berpaling. Kondisi ini membuat pedagang daging sapi merugi.

“Dengan harga jual daging sapi Rp77.000-Rp78.000 per kg saja sudah sepi, apalagi kalau harga daging sapi tidak terkendali maka bisa dipastikan pembeli akan lari,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya