SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com) – Harga beras di pasar tradisonal Kota Bengawan terus terkerek, kini harga bergerak di angka Rp 7.500-Rp 8.000/kilogram (kg). Kendati demikian, pihak Bulog menegaskan stok aman sampai November mendatang.

Di sisi lain, kalangan pemilik warung makan mulai menaikkan harga jual untuk mengimbangi kenaikan harga beras. Pedagang di kawasan Sriwedari, Ita, mengatakan mulai menaikkan harga dagangan sekitar Rp 1.000/porsi. Hal itu untuk mengimbangi kenaikan harga beras dari Rp 160.000/25 kg menjadi Rp 175.000/25 kg. “Biasanya nasi sayur lauk telur Rp 7.000/porsi. Sekarang saya naikkan Rp 8.000/porsi. Ini bukan untuk cari untung. Tapi sekedar mengusahakan agar ada uang untuk memutar lagi usaha saya. Kalau tidak akan sulit untuk membeli barang baru,” jelas Ita.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Pedagang beras di Pasar Kadipolo, Ny Purwoto, mengatakan harga beras terus bergerak naik dalam dua pekan terakhir. Harga beras C4 biasa yang sebelumnya hanya Rp 6.500/kg saat ini dijual Rp 7.500/kg. Sedangkan beras kualitas bagus C4 super dijual Rp 8.000/kg, padahal sebelumnya hanya Rp 7.500/kg. “Ini harga beras naik terus, setiap hari naik. Naiknya memang hanya Rp 100-Rp 200/kg. Tapi kalau naik terus-terusan sulit juga,” ujar dia, saat dijumpai, Kamis (30/6/2011).

Di sisi lain, Kepala Bulog Sub Divre III Surakarta, Tri Fajaryanto, memastikan cadagang beras Kota Solo aman sampai November 2011. Fajar, sapaannya, menyebut beras yang kini ada di Bulog cukup untuk kebutuhan beras untuk rakyat miskin (Raskin) dan stok jika pemerintah kota (Pemkot) Solo menginginkan operasi pasar.

Dia mengakui harga beras di pasaran kini mulai bergerak ekstrim. Menurutnya, hal itu merupakan imbas kurangnya hasil panen di daerah-daerah pertanian wilayah Soloraya. Bulog sendiri merasakan imbas dari kondisi itu, tampak dari sulitnya menghimpun beras. Kendati demikian, Fajar menegaskan, pihaknya tetap akan melakukan penyerapan beras. Bulog berusaha menjaga penyerapan beras di angka 200-250 ton gabah per hari. “Bulog terus berusaha melakukan penyerapan. Tapi harus diakui Bulog tidak bisa berbuat banyak kalau harga di pasaran sudah bergerak sangat ekstrim,” terang Fajar.

Dia menambahkan, harga di pasaran dikatakan ekstrim jika harga tersebut telah bergerak jauh di atas harga beli beras oleh Bulog kepada petani. Saat ini, dia menjelaskan, harga beli beras kualitas medium mencapai Rp 5.600/kg, sedangkan untuk beras kualitas premium Rp 5.800/kg.“Yang bisa dilakukan Bulog hanya menyalurkan beras untuk operasi pasar, jika pemerintah setempat menginginkan. Tanpa itu, kami hanya bisa mengupayakan dalam hal harga beli. Instrumen harga pun tidak akan ada efeknya kalau harganya terlalu tinggi.”

tsa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya