SOLOPOS.COM - Ilustrasi pedagang beras (JIBI/Solopos/Dok.)

Harga beras meroket menurut pengamat akibat ketidakjelasan tata niaga beras.

Solopos.com, JAKARTA – Pengamat ekonomi menilai kenaikan harga beras akhir-akhir ini dipicu ketidakjelasan tata niaga beras yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Pemerintah pun diminta menata ulang Bulog.

Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan

“Harga beras yang melambung hingga rata-rata 30 persen akhir-akhir ini pertanda bahwa mekanisme distribusi beras dan kebutuhan pokok strategis lainnya tidak jelas,” kata pengamat ekonomi dari Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (Akses) Suroto di Jakarta, Rabu (25/2/2015).

Ia mengatakan berdasarkan pantauan di lapangan harga beras kualitas biasa yang semula Rp9.200/kg menjadi Rp12.500 dan untuk harga premium naik dari Rp10.000 menjadi Rp13.500/kg.

Masalah ini, kata dia, sangat rawan dan bisa mengganggu stabilitas sosial dan politik.

“Kondisi ini juga menandakan bahwa pemerintah tidak lagi dapat mengendalikan jalur distribusi yang ada,” kata dia.

Ia berpendapat, semua itu terjadi akibat lemahnya pengendalian stok beras oleh pemerintah.

“Bahkan kami mencurigai ada mafia yang memainkan disparitas harga antar wilayah,” kata Suroto.

Pemerintah kata dia, tidak bisa hanya mengandalkan operasi pasar karena cenderung belum sepenuhnya mampu menjangkau masyarakat keseluruhan.

Ia menyarankan Pemerintah sebaiknya segera menata kembali Bulog dan mengintegrasikan dengan kelembagaan sosial yang masih efektif yang dapat dikendalikan dan diawasi masyarakat seperti misalnya koperasi.

“Sebaiknya fungsi Bulog diintegrasikan saja dengan Kementerian Koperasi dan UKM dengan sekaligus memverifikasi dan memperbaiki koperasi yang masih benar dan efektif,” kata dia.

Ia bahkan berpendapat, Bulog dan Koperasi itu sebetulnya instrumen yang efektif untuk menjamin ketersediaan pangan, bahkan dalam jangka panjang bisa juga difungsikan untuk menangani berbagai barang publik dengan lebih efisien karena motifnya bukan semata mengejar keuntungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya