SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

ILUSTRASI (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dipastikan akan mengancam bisnis jual beli buah. Pedagang buah pun memperkirakan kenaikan harga BBM akan menyebabkan harga buah naik 30%-50%.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Kenaikan harga bakal kian terasa untuk buah impor, sebab kalangan pedagang buah telah menerima kabar perubahan bandara/pelabuhan masuknya buah impor efektif berlaku 4 April.

“Untuk pedagang buah imbasnya jadi berlipat-lipat. Sudah kena pembatasan masuknya buah impor, masih kena kenaikan harga BBM. Bisa-bisa tidak hanya 50%, tapi 100%,” tegas pedagang buah di Pasar Gede, yang juga Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Tradisonal Solo, Djumadi, saat ditemui Solopos.com, di pasar setempat, Minggu (25/3/2012).

Menurutnya, bulan depan akan menjadi bulan yang mengkhawatirkan bagi pedagang buah. Harga BBM bakal naik per 1 April, yang membuat harga buah lokal maupun impor juga menyesuaikan naik. Biaya transportasi selama ini diakui menjadi salah satu penentu utama harga buah di pasaran. Untuk itu, wajar jika harga buah bakal bergerak naik 30%-50%.

“Yang bisanya Rp10.000/kilogram (kg), saya perkirakan naik jadi Rp15.000/kg. Saya duga yang bisa beli buah nanti hanya masyarakat ekonomi menengah ke atas, yang ekonomi bawah tidak.”

Soal pembatasan masuknya buah, selama ini, Djumadi menerangkan pihaknya lebih memilih buah dari suplier Jakarta karena cenderung lebih murah. Suplier Surabaya menentukan harga yang cenderung lebih tinggi. Namun, dengan pembatasan volume impor buah di tiap pelabuhan/bandara, besar kemungkinan pihaknya harus mengambil buah dari Surabaya juga.

Perubahan ini, memang tidak berimbas langsung pada pedagang buah, tetapi para suplier pasti akan menaikan harga sehingga bebannya pun akhirnya sampai pada pedagang.
Kabar mengenai pembatasan sebenarnya telah terlontar awal Maret dan dikabarkan berlaku 19 Maret. Akan tetapi, Djumadi mengaku baru saja menerima informasi pemberlakukan aturan baru tersebut ditunda.

“Saya dapat informasi akan derlaku efektif 4 April. Mungkin setelah tanggal itu baru kami rasakan dampaknya,” ujarnya.

Dia menambahkan, pembatasan ini dipekirakan nyaris tidak akan berpengaruh pada buah lokal, sebab saat ini harga buah lokal di pasaran telah cukup tinggi. Jika jeruk impor bisa dibeli Rp7.000/kg, maka jeruk lokal justru dijual Rp14.000/kg.

Pedagang buah lain, Bowo, juga mengakui hal senada. Menurut dia, kenaikan harga BBM dan perubahan kebijakan impor buah pasti akan mengakibatkan harga bergerak naik, meskipun saat ini belum terasa. Bowo menilai harga buah impor masih stabil karena pihak suplier masih memiliki stok berlebih. Seperti Djumadi, dia pun menduga kenaikan harga besar kemungkinan berlaku setelah awal April. “Ya mungkin belum baik karena stoknya masih. Saya beli dari pedagang besar yang ambil ke Jakarta dan harganya belum berubah,” kata Bowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya