SOLOPOS.COM - Ilustrasi BBM (JIBI/Bisnis Indonesia/Andi Rambe)

Harga BBM yang baru berdasarkan efisiensi.

Solopos.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan tiga arahan terkait dengan bidang energi. Pertama, pemerintah harus mencari cara untuk memberi stimulus pada industri karena menggerakkan ekonomi.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

“Jadi orientasi kita pada bagaimana mendorong energi untuk industri supaya mendapat tarif yang kompetitif,” kata Menteri ESDM, Sudirman Said, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (7/10/2015).

Adapun terhadap urusan subsidi, menurut Sudirman, Presiden Jokowi berpesan harus konsisten bahwa pemerintah sudah mengalihkan subsidi pada sektor yang lebih produktif.

Presiden Jokowi juga menegaskan komitmennya tidak boleh mengintervensi badan usaha. “Jadi kebijakan apapun disebabkan karena efisiensi, bukan “dipaksa” oleh pemerintah,” ujar Sudirman seraya menyebutkan, hal ini yang sore nanti akan difinalkan pada paket kebijakan ekonomi ke-3.

Pemerintah, lanjut Sudirman, sepakat Pertamina tidak boleh terus menanggung kerugian. Karena itu, yang harus dilakukan adalah meningkatkan efisiensi, dan berapapun harganya harus mendekati harga dunia.

Saat ditanya wartawan mengenai kemungkinan perubahan harga, baik listrik, gas, maupun BBM, Menteri ESDM Sudirman Said menegaskan, perubahan itu harus didasari pada efisiensi bukan karena dipaksa oleh pemerintah. “Pemerintah ingin melihat badan usaha kita sehat dan kompetitif,” pungkasnya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya