SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Harga BBM jenis Pertamax diam-diam naik tanpa diketahui banyak orang.

Solopos.com, JOGJA — Harga BBM jenis Pertamax mengalami kenaikan Rp150 per liter. Namun kenaikan harga tersebut dinilai tidak mempengaruhi minat beli pelanggan.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Operasional Lapangan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Hos Cokroaminoto Harry Purnomo mengatakan, kenaikan harga pertamax sudah terjadi sejak Rabu (5/8/2015). Harga Pertamax yang semula Rp9.400 per liter, naik menjadi Rp9.550 per liter. Menurutnya, kenaikan harga tersebut merupakan hal yang biasa.

“Pelanggan juga tidak berkurang. Mereka tetap setia memakai pertamax. Setiap hari, rata-rata konsumsi pertamax sebanyak satu kilo liter [kl],” ujar dia di SPBU Hos Cokroaminoto, Jumat (7/8/2015).

Seorang pengguna Pertamax, Iwan, mengaku tidak mengetahui kenaikan harga tersebut. Menurutnya, karena kenaikan harga tidak terlalu besar dan ia tidak merasakannya. Namun, untuk harga eceran, ia mengakui ada kenaikan. “Kalau beli di SPBU, enggak memperhatikan ada kenaikan atau tidak. Tapi, kalau di eceran ada kenaikan,” ujar dia.

Iwan mengatakan, Pertamax eceran mengalami kenaikan Rp500 per liter, dari sebelumnya Rp10.000 per liter menjadi Rp10.500 per liter. Marketing Branch Manager Pertamina DIY dan Surakarta Freddy Anwar menjelaskan, per 5 Agustus, ada beberapa jenis BBM yang mengalami kenaikan harga. Harga pertamax naik menjadi Rp9.550 per liter, pertamax plus menjadi Rp10.600 per liter. Khusus pertamax dex turun menjadi Rp12.000 per kg. “Harga premium, solar subsidi, dan solar keekonomian [NPSO] harganya tetap,” ujar dia.

Freddy menyebutkan rata-rata konsumsi (pasokan) harian Pertamax di DIY mencapai 200 kl. Sedangkan rata-rata konsumsi harian Premium sebesar 1.350 kl. Untuk solar, rata-rata konsumsi harian di DIY mencapai 350 kl pada 2015.

Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak Bumi dan Gas (Hiswana Migas) DIY mengatakan, naiknya harga pertamax merupakan wewenang dari Pertamina karena termasuk bahan bakar khusus. Ketua Hiswana Migas DIY Siswanto meyakini, sebelum mengambil kebijakan, pasti ada perhitungan tersendiri mengenai untung dan ruginya. “Kalau untuk kami [Hiswana Migas DIY] tidak ada pengaruhnya karena kenaikan dinilai sangat kecil [Rp150 per liter],” ujar dia.

Menurutnya, tidak ada penurunan konsumen di lapangan. Bagi konsumen terutama pengguna pertamax, harga tidak menjadi masalah. Justru hal yang terpenting adalah ketersediaannya. Jangan sampai, harga naik dan barangnya susah didapatkan. “Rerata konsumsi [serapan] Pertamax di DIY 30 sampai 35 KL per hari, sedangkan rerata konsumsi premium per hari 1.400 kl,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya