SOLOPOS.COM - Ilustrasi bawang putih. (JIBI/Bisnis Indonesia/Rachman)

Tumpukan bawang putih terlihat di sebuah kios pasar di bandung, Jawa Barat. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) kembali memanggil importir bawang dalam rangka penyelidikan dugaan adanya kartel impor bawang yang membuat harga bawang putih melambung tinggi. (JIBI/Bisnis Indonesia/Rachman)

Tumpukan bawang putih terlihat di sebuah kios pasar di bandung, Jawa Barat. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) kembali memanggil importir bawang dalam rangka penyelidikan dugaan adanya kartel impor bawang yang membuat harga bawang putih melambung tinggi. (JIBI/Bisnis Indonesia/Rachman)

JAKARTA – Hari Kamis (28/3/2013) ini Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) kembali memanggil tiga importir bawang untuk mengklarifikasi dugaan kartel harga bawang putih yang sempat melonjak hingga dua kali lipat.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Kepala Biro Hukum dan Humas KPPU Ahmad Junaidi mengatakan pemanggilan ini sebagai bagian dari penyelidikan yang telah dijalankan KPPU. Komisi, katanya, tengah mengumpulkan informasi dari importir ini terkait dugaan kartel bawang putih.

Sebelumnya komisi telah menyelesaikan pengumpulan informasi awal tentang struktur pasar dan perilaku usaha bawang putih. Harga bawang yang rata-rata Rp25.000-Rp30 000 per kilogram pada November 2012 naik secara estrim menjadi Rp80.000-Rp100.000 pada Maret 2013. “Kenaikan ini tidak wajar dalam kondisi ada penumpukan bawang putih di pelabuhan” kata komisioner KPPU Syarkawi Rauf.

Menurutnya patut diduga ada kesengajaan bersama antar pelaku usaha untuk menahan barang untuk mengkondisikan kenaikan harga. Hal itu mengindikasikan adanya kartel.

KPPU telah mencermati gejala kenaikan harga ini sejak 4 bulan lalu dan kini mulai menyelidikinya lewat Tim Kajian dan Tim Monitoring. Penyelidikan itu berdasarkan Pasal 36 UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat jo. Perkom 1 tahun 2010 tentang tata cara penanganan perkara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya