Jakarta–Ketua DPP Partai Hanura Akbar Faizal menegaskan, Partai Hanura menginginkan pemerintah menunjukkan keberanian dan sikap yang tegas kepada Amerika Serikat terkait penundaan kunjungan Presiden Barack Obama ke Indonesia.
“Kami dari Partai Hanura berharap pemerintah mulai berani menunjukkan” taring “(sikap tegas, red) dan tidak terus dipermainkan oleh pihak Amerika ,” ujarnya di Gedung DPR Jakarta, Jumat, menanggapi pernyataan Jubir Kepresidenan Dino Patti Djalal yang menjelaskan bahwa Presiden Amerika Serikat Barack Obama kembali menunda lawatannya ke Indonesia .
Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan
Menurut Akbar, batalnya lawatan Obama untuk kesekian kalinya ke Indonesia itu telah menunjukkan bahwa Indonesia ternyata bukanlah negara yang pantas untuk mendapatkan prioritas dari negara adidaya itu, sebagaimana yang justru sering didengung-dengungkan pemerintah.
Kedua, ia menambahkan, penundaan berulang kali lawatan Obama tersebut juga membuktikan kegagalan politik luar negeri Indonesia.
“Sesunggunya harga diri bangsa kita cukup terusik dengan cara-cara seperti ini. Sayangnya pemerintah kita tak cukup punya
keberanian untuk mempertunjukkan sikap tegas kepada Amerika,” ujar Akbar.
Lebih lanjut anggota Fraksi Partai Hanura DPR ini menambahkan bahwa penundaan lawatan Obama yang kesekian kalinya itu ke Indonesia seharusnya ditanggapi dengan keras pula oleh Indonesia.
“Kita seharusnya menyatakan kepada mereka bahwa cukup sudah Presiden Obama. Anda boleh datang jika kami menginginkannya,” katanya.
Tumpahan minyak
Sebelumnya Dino Patti Djalal menegaskan alasan penundaan sementara lawatan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia semata-mata karena bencana lingkungan Teluk Meksiko dan tidak ada kaitannya dengan insiden kekerasan yang dilakukan militer Israel kepada aktivis kemanusiaan yang ingin memberikan bantuan kepada rakyat Palestina.
Bencana lingkungan tersebut adalah tumpahan minyak di perairan Teluk Meksiko yang menurut informasi terbaru telah mencapai 24 ribu kilometer persegi atau hampir seluas negara bagian Maryland di AS. Keluhan atas dampak tumpahan minyak tersebut terus bermunculan, mulai dari para nelayan hingga kekhawatiran munculnya penyakit.
Sementara Pemerintah Indonesia, menurut Dino, sudah siap menyambut Obama dari segi logistik, protokoler, substansi dan deklarasi kemitraan strategis yang siap diluncurkan bersama dua presiden, AS dan Indonesia.
Semula Obama dijadwalkan melakukan lawatan ke Indonesia pada Maret 2010. Namun karena ada pembahasan UU Kesehatan pihak Gedung Putih mengubah tanggal kedatangan Obama menjadi Juni 2010. Kali ini dengan alasan adanya bencana lingkungan tumpahan minyak, Obama kembali menunda lawatannya ke Indonesia.
ant/isw