SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Washington–Washington Post Co akhirnya menjual majalah Newsweek kepada konglomerat kaya asal California, Sydney Harman. Newsweek dijual setelah pada tahun lalu mengalami kerugian hingga US$ 28 juta dan pendapatan iklannya anjlok 37%.

“Dalam mencari pembeli untuk Newsweek, kami menginginkan seseorang yang merasa sekuat kami tentang pentingnya kualitas jurnalisme. Kami menemukannya pada sosok Sidney Harman,” ujar Donald Graham, chief executive Washington Post Company seperti dikutip dari AFP, Selasa (3/8).

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Harman rencananya akan mempertahankan mayoritas karyawan Newsweek yang mencapai 325 orang. Namun angka itu kemungkinan tidak memasukkan nama editor Jon Meacham, yang dilaporkan sudah mengundurkan diri.

“Newsweek adalah harta karun nasional. Saya sangat senang bisa menggantikan The Washington Post Company dan keluarga Graham serta melihat kedepan tantangan jurnalistik, bisnis dan teknologi,” jelas Harman.

Harman merupakan mantan Wakil Menteri Perdagangan AS, yang juga konglomerat melalui bisnisnya Harman International Industries yang memroduksi audio berkualitas tinggi dan produk lainnya.

Penjualan Newsweek sudah diumumkan oleh Graham pada 5 Mei lalu. Washington Post membeli Newsweek yang diciptakan pada tahun 1933 pada tahun 1961 lalu. Layaknya majalah-majalah AS lainnya, Newsweek juga harus berjuang di tengah anjloknya pendapatan iklan, penjualan yang tak kunjung naik dan terjadinya migrasi pembaca ke berita-berita gratis via online.

dtc/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya