SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Perkara mafia hukum Gayus Tambunan dengan terdakwa Sjahril Djohan dilanjutkan pekan depan dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi. Hal ini setelah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN) menolak eksepsi Sjahril Djohan, Senin (16/8).

Dalam sidang, salah satu hakim, Sudarwin sempat menjelaskan bahwa penggunakan kata ‘saksi mahkota’ diakui. Hal ini didasarkan pada aturan Mahkamah Agung (MA). Inti aturan ini, kata dia, terdakwa pada perkara yang sama bisa saja berlaku sebagai saksi.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Usai sidang, pengacara Sjahril Djohan, Hotma Sitompul menyatakan ada kejanggalan dengan istilah saksi mahkota ini. Pasalnya, kata dia, ada putusan MA yang mengatakan saksi mahkota tidak dibolehkan.

Selain itu, pengacara minta agar saksi-saksi yang hadir sesuai urutan. “Karena itu kami minta diberi tahu siapa saja saksi-saksi yang akan dihadirkan.”

Dalam eksepsi, pengacara Sjahril Djohan, Hotma Sitompul mengungkapkan jasa Sjahril Djohan yang berulang kali mengungkap kasus-kasus besar termasuk kasus korupsi. Sehingga pengacara mengklaim kliennya sebagai whistle blower.

Sjahril mengaku telah diminta Haposan Hutagalung, pengacara Gayus, untuk menyampaikan pesan kepada mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal, Komjen Susno Duadji — bahwa Susno akan menerima dana sebesar Rp 3 miliar dalam kasus Gayus Tambunan. Sjahril pun diduga memberikan uang Rp 500 juta kepada Susno.

vivanews/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya