SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) menjadi 8% diyakini Bank Indonesia (BI) tak akan mengakibatkan keketatan llikuiditas. Bank Sentral yakin kredit perbankan masih dapat tumbuh hingga 40% meski dengan kebijakan itu.

Demikian diungkapkan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR-RI di Gedung DPR-RI, Senayan, Jakarta, Senin malam (20/09/2010).

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

“Tidak akan ada keketatan likuiditas. Kalau ditanyakan kemampuan perbankan menyalurkan kredit dengan adanya kenaikan GWM, untuk capai kenaikan kredit 35-40% pun, likuiditas masih cukup,” ungkap Gubernur BI Darmin Nasution dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR, Senin (20/9) malam, di Jakarta.

Darmin menambahkan bank sentral melihat ada kelebihan likuiditas besar di pasar. Sehingga dalam situasi tekanan inflasi yang sudah muncul, kelebihan likuiditas tersebut bisa berperan mendorong inflasi. “Karena itu kenaikkan GWM dari 5% ke 8% itu salah satu cara mengurangi likuiditas,” jelasnya.

dtc/try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya