SOLOPOS.COM - Tangkapan layar komentar M. Sabil Fadil, guru honorer asal Cirebon, dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Komentar guru tersebut memicu pemecatan dirinya. (Istimewa/Twitter).

Solopos.com, SOLO–Warganet atau netizen Twitter riuh memperbincangkan ihwal M. Sabil Fadila, guru honorer yang mengajar di SMK swasta, dipecat seusai mengkritik Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, beberapa hari lalu.

Kritikan lelaki berusia 35 tahun itu disampaikan melalui komentar atas unggahan Ridwan Kamil di akun Instagram @ridwankamil. Unggahan itu terkait aktivitasnya menyapa sejumlah siswa SMPN di Tasikmalaya melalui Zoom.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Ridwal Kamil pada Zoom itu mengapresiasi siswa SMP tersebut yang patungan/mengumpulkan dana untuk membelikan temannya sepatu.

Pada video yang diunggah itu, Ridwan Kamil mengenakan jas warna kuning.

M. Sabil melalui akun Instagram miliknya, @sabilfadhillah, memberi komentar atas unggahan itu.

“Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur jabar ato kader partai ato pribadi @ridwankamil????” tulis M. Sabil.

Komentar itu merujuk pada fakta bahwa saat ini Ridwan Kamil sudah bergabung dengan Partai Golkar yang identik dengan warna kuning.

Komentar itu lebih kurang artinya dalam zoom ini, kamu lagi jadi gubernur atau kader partai atau pribadi.

Ridwan Kamil membalas komentar M. Fadil. “@sabilfadhillah ceuk maneh kumaha,” tulis Ridwan Kamil. Kalimat itu lebih kurang berarti menurut kamu bagaimana.

Ridwan Kamil sudah buka suara melalui akun Twitternya, @ridwankamil, mengenai kabar dipecatnya M. Sabil setelah mengkritik dirinya.

Lelaki yang akrab disapa Kang Emil itu menyebut komentar/postingan M. Sabil kasar/kurang sopan.

“Mungkin karena yang melakukannya posting kasar adalah seorang Guru, yang postingannya mungkin dilihat/ditiru oleh murid-muridnya, maka pihak sekolah/yayasan untuk menjaga nama baik insitusi memberikan tindakan tegas sesuai peraturan sekolah yang bersangkutan,” tulis Ridwan Kamil dalam cuitannya.

Warganetpun mengulas kata yang digunakan M. Sabil yang dinilai kasar itu. Warganet menyebut kata M. Sabil yang dianggap kasar adalah kata maneh (bahasa Sunda) yang berarti kamu.

Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber. Kata maneh dalam bahasa Sunda adalah kata ngoko dalam bahasa Jawa seperti kowe.

Seperti halnya dalam bahasa Jawa, diksi yang berarti kamu dalam bahasa Sunda juga memiliki tataran yakni dari sia, maneh, dan anjeun.

Meski artinya sama, tetapi kata itu memiliki derajat yang berbeda.

Kata sia digunakan saat berkomunikasi dengan lawan bicara yang usianya lebih muda.

Kata maneh dapat digunakan saat berkomunikasi dengan kawan atau sahabat atau orang yang sebaya.

Sementara, dengan orang yang lebih tua atau dengan yang dianggap dihormati menggunakan kata anjeun.

Pada pembahasan mengenai kata maneh itu, warganet terbelah menjadi dua. Ada warganet yang menganggap Ridwan baper atau bawa perasaan dalam menyikapi komenter S. Sabil.

Itu seperti disampaikan akun @mfatahilahakbar. Dia menilai pemimpin yang mudah tersinggung lebih baik tidak menjadi pemimpin.

“Tpi apa kesalahan dari guru tersebut ya dalam konteks ini? Apa hanya karena mengatakan “maneuh” [maneh]?. Menurut gw klo org gmpang tersinggung jgn jadi pemimpin,” tulis akun itu atas komentas unggahan Ridwan Kamil terkait klarifikasi berita M. Sabil dipecat setelah mengkritik dirinya.

Hal tersebut mendapat respons warganet lainnya, salah satunya akun @robby_karman. Akun itu menyebut kata maneh yang dipakai M. Sabil ditujukan untk Ridwan Kamil tidak sopan apa pun alasannya.

“Hemat saya mau dicari pembenaran apapun kata maneh ditujukan ke RK [Ridwan Kamil] itu gak sopan. Cuman, seharusnya hal tersebut ga ditanggapi berlebihan juga oleh RK yang ditindaklanjuti berlebihan juga oleh Yayasan. Untungnya ini udah dibereskan. Tp jd legacy yg kurang baik bagi RK,” tulis akun tersebut.



Warganet lainnya menyatakan tak sependapat jika kata maneh dianggap tak masalah digunakan untuk berkomunikasi dengan Ridwan Kamil merupakan Gubernur. Terlebih, kata itu disampaikan seorang guru.

“punten, imho, konteks yg bersangkutan adalah guru yg bisa yg menginspirasi anak2 didik jg harus jd diperhatian, gak mau kan kalo muridnya begitu ngomong ke gurunya atau orang lbh tua hanya karena Sang Guru dianggap gak apa2 melakukan hal tsb..,” tulis akun @kokow_handokow.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya