SOLOPOS.COM - Ilustrasi Gunung Slamet saat berstatus siaga pada 2006. (Ilustrasi/Dok/JIBI)

Solopos.com, JOGJA—Terhitung sejak Senin (10/3/2014) pukul 21.00 WIB status Gunung Slamet dinaikkan jadi Waspada (Level II) sebelumnya berstatus Normal (Level I). Lima wilayah di Jawa Tengah (Jateng) berpotensi terdampak erupsi Slamet.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Surono kepada JIBI/Harian Jogja melalui pesan singkatnya, Senin malam mengatakan masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 2 km dari kawah Gunung Slamet.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menurut Mbah Rono sapaan akrab Surono, peningkatan kegempaan di Gunung Slamet berimbas pada sejumlah wilayah meliputi lima kabupaten di Jawa Tengah yakni Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga.

“Agar masyarakat atau wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 2 km dari kawah G. Slamet,” terang pria yang akrab disapa Mbah Rono ini.

Gunung Slamet berada di lima Kabupaten yakni Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga.

Gunung Slamet meningkat aktivitas terakhirnya pada 2009. Saat itu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menaikkan status gunung tersebut hingga pada level Siaga.

Peningkatan status ke Siaga saat itu cenderung cepat karena baru pada 21 April status menjadi Waspada, pada 23 April 2009 statusnya kembali naik menjadi Siaga.

Pendakian Ditutup

Sementara itu sejak Senin malam pendakian ke puncak Gunung Slamet yang berketinggian 3.428 meter melalui pos Blambangan Purbalingga ditutup.

Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Prayitno, Senin malam melalui siaran pers Humas Pemkab Purbalingga  mengatakan penutupan tersebut atas saran petugas pos pengamatan Gunung Slamet di Gambuhan Pemalang.

Prayitno menambahkan, saat ini berdasar data di pos pendakian Gunung Slamet di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, tercatat ada 21 pendaki yang hendak menuju puncak. Mereka sudah berangkat Senin  (10/3) pagi.

Pendaki ini masing-masing berasal dari Jakarta 10 orang, Jakarta Barat sembilan orang dan dua orang dari Tegal.

“Petugas di Bambangan sudah mencoba untuk menghubungi melalui nomer HP yang dicatatkan di pos sesaat sebelum naik. Kami meminta mereka untuk turun kembali,” kata Prayitno.

Selain itu, ada sembilan pendaki dari Pekalongan yang hendak melakukan pendakian pada Senin (10/3) sore. “Namun, mereka sudah kami larang dan diminta untuk menangguhkan pendakian ke puncak Slamet.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya