SOLOPOS.COM - Asap putih tebal yang keluar gunung Kelud terlihat dari 6 kilometer di Pos Pengamatan Gunung Api Kelud di Dusun Margomulyo, Sugihwaras, Ngancar, Kediri, Jatim, Sabtu (15/2/2014). Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), M Hendrasto pascadua hari meletusnya Gunung Kelud masih tetap berstatus awas. (JIBI/Solopos/Antara/M Risyal Hidayat)

Solopos.com, JAKARTA–Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hariyadi Permana mengatakan setiap gunung memiliki dapur magma yang berbeda sehingga tidak ada perambatan aktivitas vulkanik.

“Jadi tidak ada gunung yang bersambung, semua magma terpisah. Kalau ada yang bilang satu meletus yang lain akan ikut, itu tidak begitu,” kata Hariyadi Permana di Jakarta, Kamis (20/2/2014).

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Ia menjelaskan bahwa sumber magma memang dari lempeng yang meleleh yang sama, tetapi setiap gunung aktivitas vulkanisnya dikontrol oleh hal-hal yang berbeda.

Hal tersebut, kata dia, dapat dilihat dari aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, yang tidak membuat gunung-gunung di sekitarnya bereaksi, tetapi justru Gunung Kelud di Jawa Timur, dan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda yang jaraknya jauh yang justru erupsi.

Hariyadi menjelaskan bahwa kejadian vulkanik yang terjadi di Gunung Sinabung dan Gunung Kelud sama, karena ada lempeng tersubduksi dan pada kedalaman 400 kilometer (km) lempeng tersebut meleleh dan naik ke permukaan dalam bentuk cairan.

“Begitu dia (cairan lelehan lempeng) menemukan retakan-retakan maka dia akan keluar,” ujar dia.

Itu juga yang menjadi alasan mengapa luncuran atau lelehan terjadi di satu sisi gunung saja karena sisi lain tidak terdapat retakan, lanjutnya.

Gunung Sinabung (ilustrasi/JIBI/dok)

Gunung Sinabung (ilustrasi/JIBI/dok)

Karena itu, ia mengatakan naiknya status gunung api secara bersamaan memang karena lempengan yang bergeser sama, yakni Lempeng India-Australia. Tetapi jika lempengan di bagian satu gunung meleleh maka belum tentu lempeng di bagian gunung yang lain meleleh.

“Yang jelas banyak kondisi di bawah permukaan yang berbeda,” ujar Hariyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya