SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Bukan hanya hotel, guest house ternyata juga marak di Kota Solo. Belakangan, bermunculan sejumlah quest house baru. Sementara, guest house yang telah berdiri lama mulai membuka diri.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Guest house baru itu seperti misalnya  Guest House Waluyo di Jl Ronggowarsito yang buka tiga bulan lalu. Bagian penerima tamu Guest House Waluyo, Purwanti, mengungkapkan walaupun baru buka tiga bulan, tujuh kamar yang disediakan cukup banyak peminat.

Tujuh kamar tersebut ditawarkan dengan harga murah mulai Rp110.000/kamar/malam. “Kami sediakan tiga tipe kamar, dari standar sampai deluxe,” terang Purwanti, saat ditemui Solopos.com di guest house setempat, Selasa (10/4/2012).

Seperti umumnya guest house, tempat menginap anyar ini juga menyediakan fasilitas AC dan makan pagi bagi tamu. Sementara untuk makan siang dan malam tidak tersedia.  Purwanti menjelaskan tamu diberi pilihan kamar dilengkapi fasilitas air panas atau tidak. Kamar dengan kelengkapan air panas dijual lebih mahal, Rp125.000/kamar/malam untuk kamar sedang dan Rp150.000/kamar/malam untuk kamar deluxe.

Sementara, guest house lain yang telah berdiri tiga tahun, yaitu Guest House Rumah Teras, mulai membuka diri. Guest house yang diusung dengan konsep syariah ini menyediakan tiga jenis kamar dengan harga bervariasi mulai superior Rp295.000/kamar/malam hingga super deluxe Rp465.000/kamar/malam dengan fasilitas lengkap AC, air panas, dan TV layaknya kamar hotel.

House Keeper Rumah Teras, Sari F Zuhriah, mengakui sebelum tahun 2011 pihaknya memang cenderung tertutup. Tidak ada papan nama untuk menunjukkan lokasi guest house tersebut.  “Tapi karena 2011 okupansi kami bagus, sekitar 60% tiap bulan, pemilik berinisiatif meletakkan papan nama di depan itu. Ya, kami mulai membuka diri,” ujar Sari, sembari menunjukkan papan nama besar di depan lokasi guest house yang berada di Jl Kapten Mulyadi tersebut.

Sari meyakini masa depan guest house akan sama cemerlang dengan hotel di Kota Solo. Di tahun 2012, pihaknya bahkan mematok target okupansi 80%. Menurutnya, okupansi tinggi itu didukung banyaknya event di Solo, terutama event bernafas religius yang dihelat di sekitar lokasi guest house.  “Waktu haul kemarin, kamar penuh 18 kamar kami penuh,” imbuh dia.

Selain itu, lokasi Rumah Teras yang dekat dengan Rumah Sakit Islam Kustati juga menguntungkan, karena banyak keluaga pasien yang menginap di guest house tersebut.

Namun, kendati marak, ternyata belum ada pengawasan terhadap guest house. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo, Widdi Srihanto mengatakan pihaknya belum memantau keberadaan guest house. Dia menyadari jumlah guest house di Solo terus bertambah, tetapi pembinaan belum berjalan. “Ke depan akan kami tindak lanjuti,” janji Widdi.

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Abdullah Soewarno membenarkan belum ada pembinaan terhadap guest house. Guest house juga belum masuk dalam keanggotaan PHRI.  Di sisi lain, maraknya pertumbuhan guest house, menurutnya, perlu disikapi pemerintah dengan memberikan perhatian dan pembinaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya