SOLOPOS.COM - KRI Teluk Peleng - 535 (serve-he.de)

Solopos.com, JAKARTA – Insiden ledakan di gudang amunisi di Pangkalan TNI AL Pondok Dayung Jakarta Utara membuat informasi tentang lokasi itu kembali di cari. Ternyata, pada November 2013, sebuah insiden yang nyaris membuat karam sebuah kapal perang RI juga terjadi di wilayah Pondok Dayung, Tanjung Priok.

Pada 18 November 2013, KRI Teluk Peleng yang sandar di kawasan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan Pondok Dayung mengalami robek lambung. Kapal perang pendarat amfibi kelas Frosch-I, KRI Teluk Peleng-535, itu akhirnya kandas dan miring 90 derajat di dermaga Pondok Dayung, Jakarta Utara.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Untuk menyelamatkan dan mengangkat badan kapal, pihak TNI AL saat itu menggunakan “balon-balon pengapung”. Awal petaka KRI Teluk Peleng-535 terjadi saat sandar di dermaga itu pada posisi “badan keempat”, Senin (18/11/2013) pagi.

Saat sandar dan telah selesai bermanuver untuk proses merapat, kapal perang buatan Jerman Timur tahun 1978 itu langsung diikat di titik-titik tambat. Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AL saat itu, Laksamana Pertama TNI Untung Surapati, cara merapat dan ditambat di posisi “badan kedua, ketiga, atau keempat” adalah cara yang sering dilaksanakan.

Karena dipandang sebagai hal yang biasa terjadi dan sebelumnya tidak ada masalah, pihak TNI AL pun membuat kajian mengapa terjadi kebocoran lambung di buritan kapal itu. Kebocoran kapal perang pendarat amfibi itu terjadi di bagian buritan, di ruang pembangkit daya listrik, di kompartemen mesin kapal.

Dari titik itulah kemudian petugas jaga kapal menemukan genangan air pada saat mereka patroli rutin pada Senin (18/11/2013) petang. “Dugaan sementara kami, mungkin di perairan ‘kolam’ dermaga itu terdapat bekas-bekas tiang besi yang besar. Kondisi perairan pada saat itu surut dan perairan cukup bergolak terkait cuaca, sehingga kapal-kapal seolah diombang-ambingkan, walau sudah diikat di tambatan dermaga,” kata Surapati saat itu.

Kemungkinan kedua, kata dia, benturan terjadi pada titik-titik rampa yang memang mungkin terjadi pada bagian penyambungnya. Secara terpisah, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, dalam keterangan langsungnya, menyatakan, “Ini masalah teknis sekali dan menjadi tanggung jawab komandan kapal.”

KRI Teluk Peleng dibangun oleh VEB Peenewerft, Wolgast, Jerman Timur pada 1978 untuk Angkatan Laut Jerman Timur dengan nomor lambung 632. Kapal berjenis Frosch-I/Type 108 ini kemudian dibeli pemerintah untuk TNI AL dan masuk armada pada 1993.

Kapal-kapal perang ini termasuk dalam paket pembelian sejumlah kapal perang eks Jerman Timur pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. KRI Teluk Peleng-535 adalah kapal pendarat bagi pasukan Korps Marinir TNI AL dan juga sebagai kapal pengangkut logistik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya