SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SEMARANG — Gubenur Jateng, Bibit Waluyo secara tegas menolak rencana pimpinan DPRD untuk memindahkan Bandara Internasional A Yani, Kota Semarang. Sebab, menurut dia, memindahkan bandara tersebut bukan pekerjaan mudah, karena membutuhkan lahan yang luas dan biaya mahal.

“Saat ini, jangan ada pikiran-pikiran lagi untuk memindahkan Bandara A Yani Semarang ke tempat lain,” katanya kepada wartawan seusai melantik anggota Dewan Pengupahan Jateng di Semarang, Kamis (17/1/2013).

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Lebih lanjut Gubernur menyatakan, untuk membuat bandara baru tak mudah, karena membutuhkan tanah puluhan ribu hektar dan biaya sangat besar. “Duite ko ngendi [uangnya dari mana] untuk biaya pembebasan lahan,” tandasnya.

Di samping itu, ujar dia, sekarang untuk membebaskan lahan milik masyarakat di Jateng sangat susah sekali, membutuhkan waktu puluhan tahun.

“Membebaskan lahan masyarakat sekarang sangat luar biasa sulit, tak cukup hanya 20 tahun, lebih dari itu,” ungkap mantan Pangdam IV/Diponegoro. Gubernur meminta rakyat jangan diprovokasi lagi, dengan rencana pemindahan bandara, karena bisa berbahaya.

“Jangan seperti itu. Rakyat jangan diapusi dan diprovokasi,” tukasnya.

Mestinya kata Bibit, jangan mementahkan rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng yang saat ini sedang melakukan pengembangan Bandara Internasional A Yani. Namun, seharusnya mendukung supaya pengembangan bandara tersebut cepat selesai.

”Jangan malah dimentahkan. Eman-eman pendapat seperti itu [pemindahan bandara],” ujarnya.

Mengenai kendala pembebasan lahan dalam pengembangan Bandara A Yani milik TNI Angkatan Darat, Gubernur, menyatakan sudah tak ada permasalahan lagi. Pembebasan lahan sudah menjadi kewenangan Menteri Pertahanan (Menhan), sehingga lebih mudah dalam perizinan.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPRD Jateng, Rukma Setyabudi, mengukapkan rencana pemindahan Bandara Internasional A Yani ke tempat lain. Alasan pemindahan bandara, menurut dia untuk mengantisipasi meningkatkan frekuensi penerbangan di bandara ibukota Jateng ini.

Rukma berharap gagasan perpindahan bandara A yani jangan sampai dimatikan, karena kondisi 20 tahun ke depan tak bisa diprediksikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya