SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyidik KPK (JIBI/Bisnis/Rahmatullah)

Solopos.com, JAKARTA — Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghabiskan waktu sekitar 2,5 jam menggeledah kantor Gubernur Riau, Annas Maamun, di Pekanbaru, Senin (6/10/2014). Penyidik meninggalkan Kantor Gubernur Riau sekitar pukul 11.40 WIB.

Mereka keluar membawa dua koper dan tas yang diduga berisi berkas. Para penyidik ini berlalu menggunakan dua mobil minibus. Tak sepatah kata pun terucap saat puluhan awak media mencoba mewawancarai mereka. Antara melaporkan sekitar 10 penyidik KPK tiba di kantor gubernur Riau sekitar pukul 09.15 WIB.

Promosi Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

Mereka dikawal oleh tiga personel Brimob Polda Riau bersenjata laras panjang. Para penyidik mengenakan rompi bertuliskan KPK dan langsung menuju lantai satu kantor gubernur. Penyidik terlihat dibagi dua, yakni di ruang kerja Gubernur Riau Annas Maamun dan ruang kerja Sekretaris Daerah Riau Zaini Ismail.

Diberitakan sebelumnya, penyidik KPK juga telah menggeledah rumah dinas Gubernur Riau bertepatan saat Idul Adha, Minggu (6/10). Sehari sebelumnya, penyidik KPK telah menggeledah rumah pribadi Gulat Medali Emas Manurung, tersangka pemberi suap kepada Annas Maamun, di Jl. Rawa Sari, Pekanbaru, Sabtu lalu (4/10/2014).

Selain itu, KPK juga menggeledah kantor Manurung, yakni PT Anugerah Kelola Artha, di Jl. Arifin Achmad, Pekanbaru. KPK menetapkan Maamun sebagai tersangka sebagai pihak penerima uang. Dalam operasi tangkap tangan terhadap Maamun itu, KPK menyita barang bukti uang dalam pecahan rupiah dan dolar Singapura yang nilainya mencapai Rp2 miliar, terdiri dari 156.000 dolar Singapura dan Rp 500 juta.

Selain itu, KPK juga menyita uang tunai dalam bentuk dolar AS senilai Rp3 miliar yang diduga uang dari ijon proyek-proyek yang akan dilaksanakan di Riau. Selain itu, KPK juga menetapkan Gulat Manurung yang disebut sebagai seorang pengusaha sawit sebagai tersangka pemberi suap kepada Annas Maamun. KPK pekan lalu juga mengumumkan status cegah dan tangkal kepada seorang wiraswasta bernama Edison Marudut Siahaan yang diduga terkait dengan Maamun.

Juru bicara Komisi Pemberanatasan Korupsi (KPK), Johan Budi, mengatakan seluruh barang bukti tambahan yang menjadi sitaan tim penyidik di sejumlah lokasi di Pekanbaru terkait kasus dugaan suap Gubernur Riau Annas Maamun akan dibawa ke Jakarta.

“Tim penyidik yang berjumlah sekitar enam hingga delapan orang itu berada di Pekanbaru sejak Sabtu dan sampai hari ini masih di Pekanbaru,” kata Johan Budi kepada Antara, Senin siang.

Pada Sabtu (4/10/2014), kata Johan, penyidik KPK telah menggeledah rumah pribadi Gulat Medali Emas Manurung, tersangka pemberi suap kepada Annas Maamun di Jl. Rawa Sari, Pekanbaru.

“Kemudian pada Minggu (5/10/2014) penyidik juga masih berada di Pekanbaru untuk penggeledahan di lokasi lainnya,” kata Johan.Seluruh barang bukti tambahan yang menjadi sitaan tim penyidik di sejumlah lokasi di Pekanbaru terkait kasus dugaan suap Gubernur Riau Annas Maamun akan dibawa ke Jakarta, kata juru bicara Komisi Pemberanatasan Korupsi Johan Budi.

“Tim penyidik yang berjumlah sekitar enam hingga delapan orang itu berada di Pekanbaru sejak Sabtu dan sampai hari ini masih di Pekanbaru,” kata Johan Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya