SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Dwi Prasetya)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Dwi Prasetya)

JAKARTA – Calon Gubernur Bank Indonesia baru diharapkan dapat mengambil kebijakan moneter yang mendukung tumbuhnya ekonomi kerakyatan dan dunia usaha guna meningkatkan daya saing nasional.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Emil Abeng, Anggota Komisi VI DPR RI, menuturkan calon tunggal Gubernur BI Agus Martowardoyo harus memperjelas kebijakannya yang memungkinkan transformasi dari ekonomi ekslusif ke inklusif yang mendukung kepentingan rakyat. “Tidak ada kata lain bagi Agus, kecuali untuk memperjelas komitmennya bagi kepentingan rakyat khususnya mendorong daya saing nasional seperti suku bunga kredit yang kompetitif bagi pelaku usaha dan nilai tukar rupiah yang stabil,” tegasnya.

Dia mengingatkan setidaknya terdapat empat komitmen dan visi Agus Marto sesuai pasal 23 d konstitusi dan tugas serta fungsi BI yang diatur dalam Undang-Undang Bank Indonesia.

Pertama, terkait suku bunga yang mencapai 5,75%. Dia menilai suku bunga acuan tersebut masih terlalu tinggi dibandingkan negara lain di Asia, seperti Bank Sentral Thailand yang menetapkan 2,75%. Malaysia hanya di tingkat 3,5%, Singapura di 3% – 4%,” katanya.

Dia menuturkan calon Gubernur BI harus dapat memberikan komitmen pasti terkait masalah ini agar daya saing nasional dapat meningkat, apalagi menjelang dibukanya Asean Community 2015.

Beberapa waktu lalu, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat menjelaskan posisi Indonesia di Asean saat ini belum maksimal karena total ekspor dan peringkat daya saingnya masih di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Data sekretariat Asean memperlihatkan nilai scorecard Indonesia atau indikator kesiapan negara dalam menghadapi AEC 2015 hanya mencapai 81,3%, masih di bawah Thailand dengan 84,6%, Malaysia dan Laos masing-masing 84,3%, dan Singapura sebesar 84%.

Selain itu, ujar Hidayat, daya saing produk perdagangan Indonesia secara umum relatif lebih lemah dibandingkan negara-negara tersebut, ditandai dengan melonjaknya impor pada periode 2009-2010 sebesar 40,1%. “Saya khawatir Indonesia kehilangan momentum pertumbuhan ekonomi di Asia. Pemerintah harus mempunyai keputusan politik berani,” papar Emil.

Dia juga mengharapkan pemerintah tidak terlena dengan pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai atau hanya sekadar mencitrakan portfolio makro, tetapi di sisi lain pengusaha lokal kehilangan daya saing dibandingkan negara Asean lainnya terkait masalah suku bunga tersebut.

Emil mengungkapkan pemerintah dan BI juga harus memiliki solusi untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan pada tahun ini sebesar 7,2% sehingga dapat memacu produktivitas dan penyerapan tenaga kerja.

“Ini penting dilakukan karena saat ini pardigma ekonomi bergeser dari Amerika dan Eropa ke Asia. Agus harus mengambil langkah yang solutif,” ujarnya.

Kedua, tuturnya, mayoritas anggota DPR mengharapkan penurunan suku bunga yang diterapkan bagi industri perbankan nasional dan pengusaha dari 12% menjadi di bawah 8% karena dianggap terlalu tinggi dibandingkan di negara lain.

Komitmen lainnya, ujar Emil, adalah menetapkan spread margin perbankan di batas 4% hingga maksimal 5% karena besaran saat ini dianggap masih relatif tinggi.

Dia juga mengharapkan Gubernur BI baru dapat menjaga keseimbangan dan stabilitas fiskal serta moneter seperti nilai tukar rupiah yang stabil, inflasi yang rendah, suku bunga pinjaman yang kompetitif, dan permodalan bagi usaha kecil menengah (UKM).

“Pengusaha lokal, terutama UKM, harus mendapat dukungan yang lebih dari perbankan,” katanya.

Emil menegaskan pada saat ini pertumbuhan ekonomi masih dinikmati oleh pengusaha asing di sektor pengolahan sumber daya alam, sehingga diperlukan terobosan baru untuk mendorong tumbuhnya pengusaha lokal.

Dia menilai Agus Marto cukup layak dalam mengikuti fit and proper test karena berpengalaman dan memiliki jaringan global yang luas. Namun, lanjutnya, calon Gubernur BI baru tersebut harus mampu memperlihatkan komitmennya terhadap berbagai masalah tersebut.

“Sekarang tinggal bagaimana dia meyakinkan kami bahwa komitmennya bertujuan untuk mendukung perekenomian dan meningkatkan daya saing nasional,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya