SOLOPOS.COM - Ilustrasi gempa bumi (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan wilayah timur Indonesia memiliki ancaman gempa dan tsunami lebih tinggi dibandingkan bagian barat.

Hal ini disebabkan kompleksnya kondisi geologi dan bercampurnya subduksi lempeng Hindia Australia, Pasifik, Eurasia, dan Filipina, yang menyebabkan seismisitas lebih rumit. “Ironisnya penelitian di wilayah tersebut masih minim,” tuturnya Minggu (7/12/2014).

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Seperti di wilayah sekitar Maluku Tenggara Barat dan Maluku Barat Daya adalah yang paling rawan gempa karena berada pada pertemuan subduksi Hindia Australia dan Eurasi. Gempa Minggu pagi pukul 05.05 WIB di Maluku Tenggara Barat berada pada palung dalam.

Tingginya aktivitas tektonik dari Sesar Wetar (Wetar Thrust) yang membujur dari Utara Pulau Alor sampai Pulau Romang menyebabkan sering terjadinya gempa besar. “Untungnya pusat gempa cukup dalam yakni 133 km,” imbuhnya.

Lebih lanjut, beberapa waktu lalu, 10 Desember 2012, di Maluku Tenggara Barat pernah terjadi gempa dengan kekuatan yang lebih besar, yakni berkekuatan 7,4 SR. Adapun sejarah mencatat sejak 1629 sampa 2014 telah terjadi 174 tsunami. Di mana sekitar 60% banyak terjadi di wilayah Indonesia bagian Timur.

Selain itu, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di wilayah tersebut, sudah seharusnya pemerintah memberikan perhatian lebih serius. Misalnya dengan mengalokasikan anggaran untuk penelitian terkait gempa bumi dan tsunami serta kesiapsiagaan masyarakat.

“Jika tidak gempa dan tsunami yang pasti akan terjadi suatu saat sesuai siklum geologinya dapat berpotensi menimbulkan korban jiwa yang besar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya