SOLOPOS.COM - ilustrasi (ndtv.com)

Gempa Nepal yang menelan banyak korban, pernah diramalkan sejumlah ahli gempa.

Solopos.com, SOLO — Gempa berkekuatan 7,9 SR mengguncang Nepal dan sekitar Pegunungan Himalaya, Sabtu (25/5/2015). Gempa bumi ini menjadi bencana alam terburuk sejak 81 tahun terakhir.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Bahaya lanjutan atas terjadinya gempa di Nepal ini adalah ancaman longsor salju dari Puncak Everest, Himalaya. Gempa yang berpusat di sebuah lokasi terpencil di Himalaya, tepatnya 80 km di timur Pokhara, kota terbesar kedua Nepal tersebut, kabarnya pernah diprakirakan terjadi.

Dilansir The Hindu, Sabtu, gempa ini terjadi karena lempeng tektonik India dan Eurasia menabrak satu sama lain. Benturan lempeng tektonik tersebut disebut juga sebagai Main Frontal Thrust (MFT). Studi terbaru menunjukkan bahwa bencana ini berhubungan dengan bencana gempa sebelumnya, yang mungkin tidak dirasakan. Ketika benturan lempeng ini sampai pada puncaknya, gempa besar pun terjadi.

Dalam sebuah wawancara pada Mei 2013, ahli gempa dengan menggunakan Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi Komputer, Vinod Kumar Gaur, menjelaskan perhitungan akumulasi energi akan menimbulkan setidaknya delapan gempa berkekuatan besar. Ketika itu, Gaur tidak bisa memastikan atau memprakirakan waktu terjadinya gempa besar tersebut.

“Perhitungan menunjukkan bahwa ada cukup akumulasi energi [dalam MFT] saat ini akan menghasilkan 8 gempa berkekuatan. Saya tidak bisa mengatakan kapan. Ini mungkin tidak terjadi besok, tapi mungkin bisa terjadi di abad ini, atau menunggu lebih lama untuk menghasilkan satu benturan lebih besar,” jelas Gaur.

Sementara itu, pada Desember 2012, tim peneliti dari Nanyang Technological University (NTU), melansir hasil penelitian mereka dalam jurnal Nature Geoscience. Dalam jurnal tersebut tim peneliti tersebut menemukan bahwa gempa bumi besar berkekuatan sekitar 8-8,5 skala richter akan terjadi di pusat Himalaya.

Tercatat dalam citra resolusi tinggi, pada 1255 dan 1934, terjadi dua gempa bumi besar di Himalaya. Pada 1934, gempa tersebut membuat permukaan terbelah hingga sekitr 150 km.

Catatan tersebut, membuktikan bahwa himalaya menyimpan potensi gempa cukup besar. Menurut tim ilmuwan di NTU, gempa dahsyat yang terjadi di Nepal ini akan bisa terjadi lagi di masa mendatang, khususnya di daerah yang belum mengalami kerusakan gempa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya