SOLOPOS.COM - Warga mengevakuasi korban dari puing-puing reruntuhan bangunan di Katmandu, akibat gempa Nepal, Sabtu (25/4/2015). (ilustrasi/ JIBI/Solopos/Reuters/Navesh Citrakar)

Gempa Nepal melulunlantakkan Kathmandu. Korban tewas diperkirakan telah mencapai 10.000 jiwa.

Solopos.com, KATHMANDU – Jumlah korban tewas akibat gempa Nepal berkekuatan 7,9 skala Richter (SR) di Nepal  terus meningkat. Angka kematian tak menutup kemungkinan mencapai 10.000.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Hal tersebut dikemukakan Perdana Menteri (PM) Nepal, Sushil Koirala. Sementara sebagian warga mengeluhkan lambannya respons pemerintah.

Kementrian Dalam Negeri Nepal, seperti dilansir Reuters, Selasa  (28/4) mengonfirmasi 4.349 orang tewas dan lebih dari 7.000 orang terluka.

“Jumlah korban tewas dapat terus meningkat hingga 10.000 orang karena informasi dari desa-desa terpencil belum masuk,” tutur Koirala.

Bantuan internasional berdatangan tiga hari setelah  gempa mengguncang negara berpenduduk 28 juta orang itu, Sabtu (25/4). Meski demikian distribusi berjalan lambat,  diantaranya karena tertutupnya jalan oleh reruntuhan bangunan.

“Pemerintah melakukan segala cara untuk upaya penyelamatan. Ini adalah sebuah tantangan dan suatu waktu yang sangat sulit bagi Nepal,”  tambah Koirala.

Banyak warga menggali puing-puing bangunan secara mandiri untuk menemukan orang-orang tercinta. Pemandangan tersebut salah satunya dijumpai di reruntuhan Menara Dharahara, Kathmandu.

“Menunggu bantuan lebih menyiksa dibanding melakukan ini sendiri. Tangan kami adalah satu-satunya mesin saat ini. Tidak ada satupun dari pemerintah maupun tentara membantu kami, ” kata seorang warga, Pradip Subba, yang mencari kakak dan adik iparnya di reruntuhan.

Warga di lokasi lain mengeluhkan hal serupa. “Pemerintah tidak melakukan apa-apa bagi kami. Kami mengangkat  puing-puing dengan tangan kosong kami,” kata Anil Giri. Ia bersama sekitar 20 relawan mencari dua orang temannya yang diduga terkubur di bawah reruntuhan.

Penyelamatan di Everest

Pada satu sisi upaya penyelamatan para pendaki  Gunung Everest yang terjebak  di kamp-kamp masih terus dilakukan. Beberapa helikopter dilaporkan mengangkut  mereka pada Selasa.

Para pejabat mengaku mereka kewalahan menangani dampak bencana itu. ”Tantangan besar adalah pemberian bantuan. Kami meminta negara-negara asing untuk memberikan bantuan material khusus dan tim medis. Kami sungguh membutuhkan lebih banyak lagi pakar asing untuk mengangkat krisis ini,” kata Kepala Sekretaris Pemerintah, Leela Mani Paudel.

India dan Tiongkok menjadi bagian dari negara-negara yang memberikan kontribusi pertama untuk membantu Nepal. Amerika Serikat pada Senin (27/4) mengumumkan bakal menambahkan bantuan US$9 juta atau sekitar Rp117 miliar (nilai tukar Rp13.000/US$) ke Nepal.

PBB menyatakan 8 juta orang terdampak  dan 1,4 juta lainnya membutuhkan makanan akibat gempa paling mematikan dalam 81 tahun terakhir di Nepal itu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya