SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

New York–Setidaknya lima warga Indonesia diketahui berada di Haiti ketika ibukota negara tersebut pada Selasa (12/1) diguncang gempa berkekuatan 7 Skala Richter, yang dikhawatirkan menewaskan ratusan bahkan ribuan orang.

Menurut Kuasa Usaha Ad Interim PTRI New York/Duta Besar Hasan Kleib, Rabu (13/1), dua dari lima warga Indonesia, yang diketahui bernama Endang Satriyani dan Yogi Anggoro, telah dipastikan dalam keadaan selamat, sementara tiga warga Indonesia lainnya masih belum diketahui nasibnya.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Kepastian bahwa Endang dan Yogi selamat dari bencana diperoleh Perwakilan Tetap RI (PTRI) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York yang melakukan penelusuran melalui berbagai jalur.

Menurut Hasan Kleib, Endang dan Yogi ketika gempa mengguncang sedang berada di Gedung Markas Besar Misi Stabilisasi PBB di Haiti (MINUSTAH) di ibukota Haiti, Port au Prince.

Gedung yang berlokasi di Hotel Christopher itu roboh hingga menewaskan pemimpin MINUSTAH Hedi Annabi.

Menurut Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon, lebih dari 100 anggota staf PBB, termasuk Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Haiti Hedi Annabi beserta wakilnya Luiz Carlos da Costa sedang berada di gedung tersebut, yang sebagian besar belum diketahui keberadaannya.

Banyak pihak mengkhawatirkan mereka juga tewas karena tertimpa reruntuhan.

Endang dan Yogi sendiri–yang bekerja untuk MINUSTAH sebagai tenaga sukarela–berhasil menyelamatkan diri.

“Keduanya berhasil keluar sebelum gedung itu runtuh,” kata Hasan Kleib.

Sejauh ini, kata Hasan, pihak PTRI New York baru dapat berhasil melakukan kontak dengan Yogi melalui pihak ketiga, yaitu warga Indonesia yang bekerja untuk Misi PBB di Liberia (UNMIL), Luigi Pralangga.

Dari Yogi pulalah diketahui ada tiga warga negara Indonesia lainnya–semuanya perempuan–yang diyakini berada di Port au Prince ketika gempa bumi terjadi.

“Yogi mengatakan ia baru-baru ini sempat bertemu mereka di Port au Prince. Ketiga warga Indonesia itu mengaku berasal dari Bali. Namun nama-namanya belum diketahui. Mereka dikabarkan bekerja di Hotel Caribee di Port au Prince,” kata Dubes Hasan.

Untuk menelusuri keberadaan dan nasib ketiga WNI itu, ujar Hasan, PTRI terus bekerja sama dengan kantor MINUSTAH di New York, yang melakukan koordinasi dengan kantor MINUSTAH di Port Au Prince.

ant/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya