SOLOPOS.COM - Polisi, Minggu (17/4/2016), mencari para korban di antara reruntuhan bangunan di kawasan Manta, akibat gempa mengguncang Ekuador. (JIBI/Reuters)

Gempa Ekuador mengakibatkan korban jiwa mencapai ratusan jiwa.

Solopos.com, QUITO – Korban tewas akibat gempa terbesar di Ekuador dalam beberapa dekade terakhir yang mengguncang, Sabtu (16/4/2016), melonjak menjadi 262 orang. Orang-orang mempersiapkan peti mati-peti mati untuk mengubur kerabat mereka, Minggu (17/4/2016), sementara sejumlah ornag berbaris untuk mendapatkan air bersih dan mencari perlindungan di antara puing-puing rumah mereka yang hancur.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Gempa berkekuatan 7,8 skala Richter terjadi di lepas pantai Pasifik pada Sabtu dirasakan di seluruh penjuru negeri berpenduduk 16 juta tersebut menimbulkan kepanikan di Ibu Kota Quito yang mengalami kehancuran bangunan, jembatan, dan jalan.

Presiden Rafael Correa bergegas pulang dari perjalanan ke Italia untuk meninjuau keadaan darurat di negerinya. “Prioritas mendesak adalah untuk menyelamatkan orang-orang dalam reruntuhan,” katanya di Twitter seperti dilansir Reuters, Senin (18/4/2016)

“Semuanya bisa dibangun kembali, tetapi kehidupan tidak dapat dipulihkan dan itulah yang paling menyakitkan,” ujar Correa dalam siara radio pemerintah.

Pemerintah mengatakan 262 orang tewas dan sedikinya 2.500 orang lainnya terluka, menurut penghitungan terbaru pada Minggu malam.

Wilayah pesisir terdekat pusat gempa yang terkena dampak paling parah, Pedernales, pedesaan tempat wisata dengan pantai dan pohon-pohon palem sekarang kondisinya sarat dengan puing-puing dari rumah.

“Anda bisa mendengar orang-orang berteriak dari puing-puing.Ada apotek di mana orang terjebak dan kami tidak bisa berbuat apa-apa,” kata salah satu warga, Agustin Robles, saat ikut dalam antrean 40 orang untuk mendapatkan air bersih di luar sebuah stadion di Pedernales.

Pihak berwenang mengatakan ada lebih dari 160 gempa susulan, terutama di daerah Pedernales. Keadaan darurat diberlakukan di enam provinsi.

Gempa telah merusak perekonomian anggota OPEC yang sempat pulih dari rendahnya harga minyak, dengan pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan mendekati nol persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya