GEMPA ACEH : Korban Tewas Gempa 6,4 SR Bertambah Jadi 92 Orang

Menurut pihak Kepolisian siang ini korban tewas yang dievakuasi mencapai 92 orang.

Solopos.com, ACEH – Korban tewas gempa tektonik di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh terus bertambah. Hingga Rabu (7/12/2016), korban tewas akibat gempa 6,4 scala richter (SR) ini mencapai 92 orang.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Dikutip Solopos.com dari Okezone melansir pernyataan pihak Kepolisian, Rabu siang, korban meninggal dunia mencapai 92 orang, korban luka ringan di kabupaten mencapai 300 orang, dan yang mengalami luka berat mencapai 213 orang.

Data tersebut berdasarkan korban jiwa yang sudah dikeluarkan dari reruntuhan bangunan.

Sedangkan menurut data yang diumumkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) korban meninggal 52 orang. “Total korban 52 orang meninggal, 73 orang luka berat dan 200 luka ringan,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam pernyataanya yang disiarkan langsung sejumlah stasiun tv swasta, Rabu siang.

Sutopo merinci korban meninggal, luka berat dan luka ringan di Kabupaten Pidie Jaya adalah 50 orang meninggal dunia dari anak-anak, dewasa dan lansia. Dari 50 orang meninggal 4 di antaranya sudah berhasil diidentifikasi. 70 orang luka berat 122 orang luka ringan
Di Kabupaten Bireun 2 orang meninggal dunia, 3 orang luka berat, dan 78 orang luka ringan.

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, diguncang gempa tektonik. Gempa terjadi sekira pukul 05.03 WIB dengan kekuatan 6,5 SR. Akibat gempa itu, sejumlah bangunan dilaporkan mengalami kerusakan. Warga yang panik pun berhamburan keluar rumah.

Tiga lokasi terparah diakibatkan oleh gempa sekira pukul 05.03 WIB di Pidie Jaya yang berada di tiga kecamatan yakni Kecamatan Merdu, Kecamatan Tringgadeng dan Kecamatan Samalaga 3.

Pusat gempa bumi terletak pada 5,25 LU dan 96,24 BT; tepatnya di darat pada jarak 106 kilometer arah tenggara Kota Banda Aceh pada kedalaman 10 km di Kabupaten Pidie Jaya. Gempa terasa hingga Kota Banda Aceh serta Aceh Besar, kemudian juga mencapai Aceh Jaya, Meulaboh, Aceh Barat, dan Kota Sabang.