SOLOPOS.COM - Mantan pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo (kiri) dan istrinya Ernie Meike (kanan) menuruni tangga seusai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (24/3/2023). (Antara/Aditya Pradana Putra)

Solopos.com, JAKARTA – Rafael Alun Trisambodo menjadi tersangka kasus gratifikasi sebagai pejabat perpajakan diduga sejak tahun 2011 silam.

Saat menggeledah rumah Rafael di Simprug Golf, Jakarta Selatan pekan ini, aparat KPK menemukan uang dan berbagai tas mewah.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Namun KPK belum memberi konfirmasi tentang jumlah uang yang disita dari kediaman Rafael.

“Saat itu, benar Tim Penyidik menemukan uang dan puluhan berbagai tas mewah merek luar negeri,” terang Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri, Jumat (31/3/2023).

Uang dan tas mewah hasil penggeledahan itu segera disita dan dianalisis untuk menjadi barang bukti dugaan kasus gratifikasi yang menjerat Rafael.

KPK sebelumnya telah menyita uang yang ditemukan di dalam safe deposit box (SDB) milik Rafael.

Uang tersebut berkisar hingga Rp40 miliar. Uang itu disita untuk nantinya dijadikan bahan penelusuran dari perkara gratifikasi Rafael.

Namun demikian, kini KPK belum mau membeberkan nilai pasti gratifikasi yang diterima mantan pejabat pajak itu.

“Total [nilai gratifikasi] seperti yang disampaikan itu kita masukkan, kita sita dalam perkaranya yang gratifikasi, seperti yang ada di SDB dan lain-lainnya,” terang Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur.

Selain itu, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah membekukan sebanyak 40 rekening milik Rafael, keluarga dan pihak terkait.

Nilai mutasi rekening itu senilai Rp500 miliar dari periode 2019-2023.

Salah satu merek tas mewah yang ditemukan di salah satu rumah mantan pejabat pajak itu adalah Hermes.

Hermes merupakan sebuah brand mewah dan luxurious ternama Prancis yang terkenal.

Brand ini memproduksi produk berkualitas bagi kaum wanita seperti tas dan juga aksesoris lainnya.

Adapun tas yang merupakan salah satu produk legendarisnya, bisa dibanderol miliaran rupiah.

Sehingga, banyak orang menganggap tas mewah ini tak hanya digunakan sebagai penunjang gaya tapi juga koleksi seni dan investasi jangka panjang.

Meski harganya selangit, pecinta tas yang identik dengan warna orange ini sangatlah banyak.

Nama Hermes diambil dari nama pendiri perusahaan, Thierry Hermes yang lahir pada tahun 1801 di Krefeld, Jerman.

Saat remaja Thierry Hermes pindah ke Prancis saat Jerman dilanda wabah penyakit yang meluas.

Hermes makin terkenal di dunia kaum sosialita Eropa pada era 1950.

Di tahun 2013, Hermès dipegang oleh Axel Dumas dan mulai membuka banyak toko di seluruh dunia, salah satunya di Indonesia.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Rekam Jejak Thierry Hermes, Founder Brand Tas Mewah Hermes, Incaran Para Sosialita Dunia”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya