SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

akarta –– Pagi dini hari tadi, kepolisian melakukan penggeledahan di rumah mertua Pepi Fernando, Alwi, yang berada di Jl Seruni II No 14 Blok CE, RT 08/19 Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Bekasi Barat. Dalam penggeledahan yang dilakukan pukul 02.30-05.00 WIB tersebut, polisi membawa sejumlah barang dari rumah dua lantai itu.

“Saat digeledah, 2-3 orang polisi kelihatan bolak balik bawa tentengan tas besar dari dalam rumah ke mobil polisi. Tidak tahu isinya apa,” ujar sekretaris RT 08/19 Kelurahan Pejuang, Kec Medan Setria, Bekasi Barat, Namsyur kepada wartawan di kediamannya, Sabtu (23/4/2011).

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Namsyur yang menyaksikan penggeledahan tersebut mengatakan, sekitar 20 petugas kepolisian terlibat penggeledahan di pagi buta itu. Beberapa petugas terlihat mengamankan jalan menuju rumah mertua Pepi sedangkan sebagian lagi berada di dalam rumah.

“Waktu penggeledahan Alwi, istrinya dan pembantunya yang menggendong anak kedua Pepi keluar. Tapi istrinya Pepi tidak kelihatan,” terangnya.

Saat penggeledahan, polisi juga menyita buku-buku Pepi. Polisi mengangkut buku-buku tersebut ke dalam mobil yang saat penggeledahan terparkir di halaman rumah.

“Buku diambil semua, tapi buku apa saya tidak tahu. Tapi saya lihat polisi bawa buku dari rumah,” ujar pembantu rumah sebelah, Narti.

Rumah mertua Pepi berukuran sekitar 8 x 20 meter. Rumah dua lantai tersebut pukul 22.00 WIB terlihat gelap gulita karena tanpa penerangan lampu. Pagar gerbang rumah juga masih diberi garis polisi setelah polisi melakukan penggeledahan dan meminta penghuni untuk mengosongkan rumah tersebut karena belum steril.

Hingga malam ini, dua orang anggota kepolisian masih terlihat berjaga-jaga di sekitar rumah itu.

Otak bom buku dan bom Gereja Christ Cathedral di Serpong diketahui berinisial P. Siapa P sebenarnya? Polisi belum banyak mengumbar informasi. Namun, disebut-sebut pria tersebut adalah Pepi Fernando, sutradara sekaligus mantan pekerja infotainment.

Informasi soal profesi sutradara dan wartawan sudah diungkapkan oleh Kabagpenum Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar dan kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai. Menurut Ansyaad, P pernah membuat sebuah film dokumenter tentang bencana tsunami di Aceh.

Tentang karir P di dunia infotainment memang belum banyak terkuak. Tapi, berdasarkan informasi yang dihimpun detikcom, P adalah Pepi Fernando yang pernah menjadi reporter di tayangan gosip ‘Otista’. Program Otista pernah tayang di SCTV.

Pepi juga memiliki istri yang pernah bekerja sebagai wartawan tabloid infotainment Cek & Ricek tahun 2003-2006. Sang istri dikabarkan bekerja di Badan Narkotika Nasional (BNN) pimpinan Komjen Pol Gories Mere.

Saat informasi ini coba dikonfirmasi, belum ada jawaban pasti. Kombes Boy Rafli Amar tak mengangkat dan menjawab pesan singkat yang dikirim detikcom. Kepala Humas BNN saat ditanya soal kabar istri P yang bekerja di institusi tersebut belum juga mengangkat telepon. Dua nomor istri P saat dikontak juga tidak aktif.

P sebelumnya ditangkap di Aceh karena diduga sebagai otak rencana pengeboman gereja di Serpong dan perakit teror bom buku. Di antara target bom buku ada nama aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar dan Kepala BNN Gories Mere.

detik.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya