SOLOPOS.COM - Akses jalan menuju rumah Hamzah dan Halimah sudah ditutup tembok setinggi atap. (Detik.com).

Solopos.com, MAKASSAR — Pasangan kakek dan nenek di Makassar, terjebak di dalam rumah gegara akses jalan ditembok

Nasib malang itu menimpa pasangan kakek dan nenek, Hamzah Daeng Lallo, 68 dan Halimah Daeng Tanang, 77, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel)

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Rumah pasangan Hamzah dan Halimah terletak di Jalan Aroepala 3, RW 05, RT 04, Kelurahan Kassi-kassi, Kecamatan Rappocini, Makassar. Halimah mengungkapkan, akses jalan menuju rumahnya mulai ditembok Sabtu (15/8/2020) tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

“Tertutup semua sekarang, tidak bisa lagi lewat, tidak bisa masuk juga. Sabtu pagi itu sudah mulai dibongkar pagar seng, baru dibangun pagar tembok,” kata Halimah saat ditemui detikcom, Selasa (18/8/2020).

Jalan Kampung di Tanon Sragen Ini Mendadak Ditutup Pagar Tembok

Pasangan kakek dan nenek, Hamzah Daeng Lallo dan Halimah Daeng Tanang (Detik.com)

Saat pekerja mulai membangun tembok di jalan akses jalan menuju rumahnya, Halimah bersama suami tengah berada di dalam. Alih-alih mengabarkan akan menutup jalan dengan bangunan tembok, para pekerja terus melakukan pembangunan.

“Saya ada di rumah [saat pekerja bangun tembok]. Sabtu saya terjebak Minggu [16/8/2020] sore baru keluar,” ujarnya.

Halimah akhirnya bisa keluar dari rumahnya berkat bantuan anak-anaknya. Salah seorang menantu Halimah, Megawati mengungkapkan, pihaknya langsung berupaya mengeluarkan ibu mertuanya. Begitu ia mengetahui akses jalan ke rumah mertuanya sudah tertutup tembok.

“Hari Minggu itu saya pergi melapor ke Polsek karena kan tidak mungkin kita yang pergi bongkar. Kami datang ke Polsek karena mama ada di dalam,” kata Megawati.

1.945 Perempuan Indonesia Bermasker Dukung Gerakan Pakai Masker

Tembok menutup akses rumah Hamzah dan Halimah (Detik.com).

Berharapa Keadilan

Megawati menambahkan, pihaknya sempat mengirim makanan ke kedua orangtuanya. Saat itu saat tembok yang menutup akses jalan sudah mulai dibangun setinggi dagu orang dewasa.

“Sempat ji kami kirim makanan ke Mama, karena pagarnya masih sebatas dagunya ji suamiku, masih bisa kirim-kirim makanan ke sebelah. Tapi Minggu mulai pembangunannya lagi, sampai di atas seng [atap],” tuturnya.

Sementara itu, Halimah mengungkapkan, dia dan suaminya sudah tinggal di rumahnya sejak 1978 silam. Suatu ketika ada usaha warung kopi yang membeli tanah yang merupakan jalanan menuju akses jalan rumahnya.

“Saya asli sini, sejak 1978 sini, ini warkop jadi mi jalanan baru beli tanah. Tapi Saya sebelum ada jalanan, saya masih hutan di sini sudah tinggal di sini,” kata Halimah.

Jelang Malam 1 Sura, Wilayah Perbatasan Madiun Dijaga Ribuan Personel

Halimah berharap ada keadilan agar akses jalan menuju rumahnya dapat kembali terbuka.

“Keadilan yang kami butuhkan, jalanan yang kami butuhkan. Pakaian yang ku pakai ini saja pakaian sejak hari Sabtu ji yang kami Perlukan. Jangan sampai keadilan tumpul ke atas tajam ke bawah,” imbuhnya.

Kini Halimah bersama suaminya harus mengungsi sementara waktu ke rumah anaknya karena akses jalan menuju rumahnya sudah tertutup total.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya