SOLOPOS.COM - Gayatri Wailisa (detik)

Solopos.com, JAKARTA— Gayatri Wailissa dinyatakan meninggal dunia, Kamis (23/10/2014) pukul 19.00 WIB, oleh tim dokter RS Adi Waluyo, Jakarta. Meski dinyatakan meninggal dunia, jantung mantan Duta Asean 2012 asal Maluku, Gayatri Wailissa, masih terus berdetak hingga kini.

“Saya masih belum yakin dia benar-benar meninggal, jantungnya masih terus berdetak, dokter juga belum mau melepas alat pemacu jantung, kami masih terus berharap,” kata Angga Mitra Kahar,24, sepupu Gayatri, ketika dihubungi melalui telepon selulernya dari Ambon, Jumat (24/10/2014).

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Angga yang sejak semalam menemani Gayatri di rumah sakit mengatakan pihak keluarga hingga saat ini masih kebingungan dengan penyebab Gayatri terbaring koma.

Informasi tim dokter yang menanganinya, gadis berusia 19 tahun itu dibawa ke rumah sakit itu dalam kondisi pingsan sehabis melakukan jogging pada pukul 17.00 WIB, Kamis (23/10/2014).

Lalu, mengapa pasien koma dan jantungnya masih berdetak?

Menurut dokter spesialis bedah saraf Wawan Mulyawan dari RS Angkatan Udara Dr Esnawan Antariksa Jakarta Timur kepada JIBI/Kabar24.com, Jumat (24/10/2014) sore, pasien yang mengalami koma masih memiliki peluang untuk hidup. Juga, memiliki peluang meninggal.

Wawan menjelaskan ketika pasien koma, bisa saja fungsi-fungsi otak yang vital masih positif ketika dites. Dengan bantuan alat pernapasan, seperti ventilator, maka pasien masih bisa bertahan hidup sepanjang alat bantu masih berfungsi.

“Sampai suatu saat sampai jantungnya tidak berdetak lagi. Ini bisa dalam hitungan jam sampai tahunan,” katanya.

Jantung Tak Berdetak

Saat jantung sudah tak berdetak lagi, maka pasien sudah dalam posisi meninggal. Sebaliknya, pada pasien yang termasuk kategori mati batang otak. Pada kondisi ini fungsi otak pasien sudah 100% rusak.

“Kalau koma bisa juga fungsi otaknya masih bagus, tetapi dalam kondisi tak sadar yang dalam,” kata Wawan.

Kasus Schumacher
Dia mencontohkan pebalap F1 Michael Schumacher yang mengalami kecelakaan dan koma hingga beberapa bulan, dan bisa pulih. Michael, ujarnya, bukan mengalami mati batang otak.

Lebih lanjut Wawan menjelaskan bahwa indikator meninggal menurut medis adalah seseorang yang berada dalam kondisi mati batang otak. Pada kondisi mati batang otak, tambahnya, jantung pasien masih bisa berdetak dengan alat bantu. Tanpa alat bantu, jantung akan berhenti bekerja.

“Secara medis mati batang otak itu, ya mati dan irreversible, sudah tak dianggap hidup lagi secara medis.”

Gayatri Wailissa adalah mantan Duta Asean pada 2012. Di usia yang terbilang belia, dia telah menguasai secara fasih 11 bahasa asing, dan baru saja menambah kecakapan berbahasanya dengan tiga bahasa asing lainnya, yakni Tagalog, Thailand, dan Vietnam.

Demi mengejar cita-citanya menjadi seorang diplomat, anak sulung dari seorang pembuat kaligrafi, Dedi Darwis Wailissa dan Nurul Idawati, itu giat mempelajari berbagai bahasa asing secara otodidak sejak berusia 14 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya