SOLOPOS.COM - Pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md dan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang menghadiri Senam Sehat di Alun-alun Balai Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (26/11/2023). ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat

Solopos.com, SOLO — Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah, menyebut pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md, merupakan penerus ideologis Presiden RI Joko Widodo.

Hal ini menyusul hasil beberapa lembaga survei yang menyebutkan masih banyak kelompok belum menentukan pilihan atau undecided voter pada Pilpres 2024. Mereka yang undecided ini sebagian besar adalah pemilih Jokowi pada Pilpres 2019.

Promosi BRI Kembali Gelar Program Pemberdayaan Desa Melalui Program Desa BRILiaN 2024

“Bagi Tim Pemenangan Ganjar Mahfud dan PDI Perjuangan menganggap penting untuk menjelaskan bahwa Ganjar dan Mahfud adalah satu-satunya pasangan calon presiden dan wakil presiden yang secara ideologis dan gen politik sebagai penerus Jokowi,” kata Said dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (12/12/2023), sebagaimana dilansir Antara.

Menurut dia, Presiden Jokowi lahir, berproses, dan tumbuh dalam rahim PDI Perjuangan. Said menyebutkan keseluruhan program kerakyatan Jokowi sejak di Solo, DKI Jakarta, dan dua periode menjadi presiden adalah buah pikiran dari simpatisan dan kader PDI Perjuangan.

“Oleh karena itu pula PDI Perjuangan selama ini loyal memberikan dukungan penuh tanpa reserve atas program-program tersebut,” ujarnya.

Atas dasar latar belakang sejarah itulah, dia menilai tidak ada pihak lain selain pasangan Ganjar-Mahfud yang berhak meneruskan program kerakyatan Jokowi.

“Kalau ada pihak lain yang mencoba mengklaim mampu melakukan fabrikasi sebagai penerus Pak Jokowi, tentu saja yang bersangkutan tidak mengerti nyawa atau roh program tersebut, kemudian bagaimana menjalankannya,” jelas Said.

Said mencontohkan program pemberian makan siang gratis. Program itu jelas bukan karakter dasar program kerakyatan Jokowi.

“Apalagi konon program tersebut akan mengambil anggaran dari program-program kerakyatan yang sudah ada. Ini contoh kecil narasi yang bisa kami utarakan bahwa program kerakyatan Pak Jokowi mengalami penyimpangan,” ucapnya.

Selain itu, dia menjelaskan bahwa konsep pemimpin blusukan, menangkap aspirasi dan pikiran rakyat yang selama ini dilakukan oleh Jokowi, hanya mampu dilakukan Ganjar Pranowo.

“Mari kita bandingkan, siapa calon presiden yang telah blusukan berkeliling Indonesia selain Ganjar Pranowo? Calon presiden yang menyatakan penerus Jokowi buktinya hanya sesekali saja bergerak menyapa rakyat, selebihnya malah banyak menggelar pertemuan-pertemuan terbatas kalangan elite,” ungkap Said.

Program-program kerakyatan Presiden Jokowi akan terus dikonsolidasikan oleh Ganjar-Mahfud. Untuk itu, pihaknya akan menyempurnakan berbagai program kerakyatan seperti Kartu Indonesia, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Sembako, dan Kartu Prakerja dalam wujud simplifikasi, yakni cukup satu kartu sakti yang berlaku untuk semua program kerakyatan yang selama ini berjalan baik membantu rakyat.

“Legasi program ini akan kami jaga dengan baik karena memang kemanfaatannya diterima baik oleh rakyat. Kami akan eskalasi ‘kan program-program ini untuk bisa menjangkau lebih banyak rakyat kita,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya