News
Kamis, 18 Januari 2024 - 19:41 WIB

Ganjar Minta Kasus Wadas Dibahas di Debat Capres, Ini Kata Aktivis HAM

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aksi Kamisan di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Kamis (18/1/2024) sore. (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG – Sejumlah aktivis atau pegiat hak asasi manusia (HAM) di Jawa Tengah (Jateng) menggelar peringatan 17 tahun Aksi Kamisan di depan Gedung DPRD Jateng, Kamis (18/1/2024) sore. Dalam aksi itu, para pegiat HAM di Jateng turut mengomentari pernyataan calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, yang meminta kasus Wadas dan semen Rembang agar dibahas dalam debat keempat capres pada Minggu (21/1/2024).

Koordinator aksi peringatan 17 tahun Aksi Kamisan, Adetya Pramandera, mengaku tak masalah jika Ganjar yang merupakan mantan Gubernur Jateng dua periode ingin mengangkat kasus Wadas dan semen di Rembang saat debat capres. Meski demikian, ia mempertanyakan kepada Ganjar apakah merasa kedua kasus itu saat ini telah terselesaikan.

Advertisement

“Monggo [kalau mau mengangkat isu Wadas dan semen Rembang]. Tapi apakah itu [kedua isu] merupakan pencapaian Ganjar? Apakah dia merasa isu Wadas telah selesai? Kata siapa? Hanya capture sebagian kecil saja dan masih ada warga menolak. Bahkan ekosistemnya sudah degradasi, ada banjir lumpur dan ular-ular keluar hutan,” ujar Dera di sela aksi, Kamis.

Tak hanya itu, Dera juga menilai banyak permasalahan yang belum selesai di Jawa Tengah selama dua periode masa kepemimpnan Ganjar tahun 2013-2018 dan 2018-2023. Salah satu permasalahan itu terkait upah minimum provinsi (UMP) Jateng yang masih menjadi yang terkecil di Indonesia.

“Calon presiden [Ganjar] lempar jabatan ke Pj [Penjabat Gubernur] tapi kasus di Jateng tidak selesai. Malah tambah banyak. Saat ini [Jateng] digempur oleh relokasi Industri dari Jabar [Jawa Barat] dan belum lagi rebutan tanah karena PSN [proyek strategi nasional],” imbuhnya.

Advertisement

Proyek Tanggul Laut

Pegiat HAM lainnya, Cornel Gea, membeberkan permasalahan banjir rob yang terjadi di pesisir Pantai Utara (Pantura) yang tak kunjung selesai. Ia juga mempertanyakan terkait proyek tanggul laut yang justru menggerus hidup masyarakat pesisir di Kabupaten Demak.

“Tol laut memperparah banjir rob di pesisir Demak. Dan saya kira sampai hari ini belum ada jawaban pasti,” ungkap angota Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang itu.

Sekadar informasi, Wadas merupakan nama sebuah desa di Kecamatan Bener, Purworejo, yang terdampak pembangunan proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Bener. Secara lokasi Wadas sebenarnya tidak terdampak proyek Bendungan Bener karena lokasinya yang cukup jauh.

Advertisement

Namun karena Wadas memiliki sumber daya alam berupa batu andesit, sehingga menjadi lokasi pertambangan untuk memenuhi kebutuhan bahan material Bendungan Bener. Dijadikannya Wadas sebagai daerah tambang batu andesit itu menimbulkan polemik karena ada warga yang menentang. Bahkan akibat penolakan itu terjadi bentrok antara warga dengan aparat kepolisian pada 24 April 2021 lalu.

Sementara itu, kasus pembangunan semen di Rembang juga sempat menjadi permasalahan. Sebagian masyarakat di sekitar Pegunungan Kendeng menolak pembangunan pabrik semen tersebut hingga muncul gelombang aksi penolakan terus menerus.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif