SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

JAKARTA – Kondisi keamanan maritim di kawasan perairan Asia terus menunjukkan situasi kondusif.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Berdasarkan informasi yang diterima oleh Pusat Informasi Keamanan Maritim Indonesia dari Information Sharing Center-Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery Against Ships in Asia/ReCAAP di Singapura, memasuki 2013, gangguan keamanan maritim selama Januari tercatat sebanyak tujuh kejadian.

“Satu kejadian merupakan Kategori 2, dua kejadian Kategori 3 dan empat kejadian Kategori pencurian. Angka ini turun dibanding dengan bulan yang sama pada 2011 dan 2012,” ungkap Moh Yasin, Kepala Pusat Informasi Keamanan Maritim Indonesia (PIKMI), meIaIui siaran persnya, Minggu (3/3/2013). PIKMI adalah sebuah unit di bawah The National Maritime Institute/Namarin yang khusus membidangi informasi aksi kejahatan terhadap kapal. Lembaga ini merupakan mitra ISC-ReCAAP di Indonesia.

Dia mengatakan, sebuah kejahatan maritim dikelompokan ke dalam Kategori 2 karena ia dinilai cukup signifikan (moderately significant) yang ditandai dengan penggunaan senjata tajam, biasanya berupa pisau atau parang, oleh para pelaku saat menyerang kapal. Sedangkan sebuah perampokan laut dimasukan ke dalam Kategori 3 karena dinilai kurang signifikan (less significant); pelakunya menaiki kapal secara diam-diam layaknya pencuri dan kabur setelah mendapatkan apapun barang berharga yang dijumpai di atas kapal. Istilah lain untuk tipe ini adalah petty theft atau pencurian ringan.

Yasin menyebutkan,kategori terberat dalam kejahatan maritim adalah kategori 1 karena ia menimbulkan dampak yang sangat signifikan (very significant) terhadap korban dan yang digolong ke dalam kelompok ini adalah perompakan atau piracy.

Lebih lanjut Yasin mengungkapkan, kejadian Kategori 2 yang terjadi pada Januari 2013 melibatkan kapal pengangkut bahan kimia (chemical tanker) Champion Trust. “Kapal ini diserang pada 27 Januari saat sedang lego jangkar/anchorage di Kakinada, India. Penyerang terdiri delapan orang dan menyerbu kapal dengan dua perahu. Dua di antaranya, bersenjatakan parang panjang, naik ke atas kapal dan berhasil menggondol dua tali untuk tambat (moring lines)”,paparnya.

Sementara kejadian Kategori 3,kata dia, terjadi pada 12 dan 29 Januari 2013. Kejadian pertama berlaku di Balikpapan, Kalimantan Timur, dan yang menjadi korban adalah kapal MV Hua Heng 167. Dua penjahat bersenjatakan pisau mencoba menaiki kapal melalui rantai jangkar namun upaya itu gagal karena diketahui oleh ABK yang langsung menyalakan alarm tanda bahaya.

Kejadian pada 29 Januari melibatkan MV BW Yangtze yang sedang anchor di Sagar, India. Tiga penjahat bersenjata pisau berhasil mencuri mooring ropes dan terpaksa menghentikan aksi lebih lanjut karena alarm sudah berbunyi. Empat kejadian Kategori pencurian terjadi di Balikpapan (2 kejadian), Dumai (1 kejadian) dan satu di Manila Bay, Filipina

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya