SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Lampung–
Warga yang bercocok tanam di dekat kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) mengaku resah menyusul adanya gajah liar yang kerap merusak tanaman jagung siap panen.

“Kami resah karena kejadian itu menyebabkan kerugian cukup besar sementara kami tak punya cara lain untuk mengatasinya,” kata seorang warga, Suparmin (46), di Desa Braja Sakti Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur, Rabu (20/1).

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Dia menjelaskan, awalnya setiap malam warga yang menanam jagung selalu melakukan ronda di areal perladangan, dan hal itu biasa dilakukan sampai panen tiba, namun karena kondisi hujan pada malam hari, warga kembali ke rumah.

Keesokan harinya, warga mendapati tanaman jagungnya ludes diserang gajah. “Saat turun hujan pada malam hari, kami pulang ke rumah masing-masing sekitar pukul 01.00 WIB, namun gajah liar itu ternyata menyerang tanaman jagung yang sudah siap panen itu,” ujarnya.

Ditambahkannya, gajah liar yang berjumlah sekitar 20-an ekor itu merusak tanaman jagung mencapai 12 hektare, singkong 4 hektare dan tanaman jenis lainnya dengan kerugian hingga mencapai puluhan juta rupiah.

Sementara itu, aktivis dari LSM WCS, Sugio, di Kecamatan Labuhan Ratu, mengatakan bahwa telah banyak ditemukan bekas perlintasan gajah liar di beberapa kawasan perladangan milik penduduk, yang menjadi perbatasan dengan hutan TNWK.

Menurutnya, sebanyak 22 titik perladangan warga yang rawan lintasan gajah liar di kawasan hutan TNWK ditemukan yang tersebar pada tujuh kecamatan, diantaranya, di Kecamatan Purbolinggo (5 titik), Sukadana (2 titik), Labuhan Ratu (4 titik), Way Jepara (1 titik ), Braja Selebah (4 titik), dan Labuhan Maringgai (3 titik).

Pada titik rawan lintasan hewan berbelalai itu, ujarnya, warga menanami berbagai jenis tanaman, seperti jagung, kacang tanah, singkong, buah-buahan, dan tanaman hortikultura lainnya.

Dia menambahkan, meski demikian kawasan perladangan itu menjadi langganan kawanan gajah liar melintas, sehingga warga harus merugi jutaan karena gagal panen.

“Hasil pendataan WCS, pada tujuh kecamatan di Kabupaten Lampung Timur ditemukan sebanyak 22 titik rawan lintasan gajah liar asal TNWK. Banyaknya titik rawan itu membuat petugas maupun warga kewalahan mengatasinya,” katanya.

Dia juga mengatakan, meskipun petugas bersama warga kewalahan mengatasi puluhan gajah liar itu, tetapi warga tetap berupaya menjaga perladangan mereka agar tidak dirusak gajah liar tersebut.

“Setiap kali melintas, jumlahnya mencapai puluhan. Sehingga warga kewalahan dan hanya pasrah menyaksikan tanaman mereka rusak parah,” katanya.

Ia berharap, maraknya gajah liar yang memasuki kawasan perladangan warga itu seharusnya direspon cepat oleh aparat terkait agar kejadian tersebut tidak kembali berulang.

“Kami berupaya menghalau gajah yang merangsek ke areal ladang dengan kemampuan yang ada,” katanya.

ant/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya