Solopos.com, JAKARTA — Hitung cepat sejumlah lembaga survei menempatkan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul suara di atas 50% hingga Rabu (14/2/2024) sore.
Jika hasil hitung cepat ini sama dengan penghitungan manual oleh KPU, maka Prabowo-Gibran bakal dilantik sebagai presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2024 mendatang.
Bagi Prabowo Subianto yang kini telah menginjak usia 72 tahun, Pemilu 2024 menjadi yang keempat diikutinya.
Beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi yang dua kali mengalahkan Prabowo (2014 dan 2019) sempat membuat heboh saat mengeluarkan pernyataan bahwa Pemilu 2024 menjadi giliran Prabowo.
Berikut dokumentasi Solopos.com tentang kiprah politik Prabowo Subianto menuju kursi Presiden RI.
Pemilu 2004
Prabowo telah memulai upaya menjadi pemimpin nasional sejak tahun 2004. Ketika itu, lulusan AKABRI tahun 1974 mencoba maju menjadi presiden melalui konvensi Partai Golkar.
Namun dalam konvensi mantan Danjen Kopassus itu hanya mendapatkan 39 suara, terendah dari lima calon yakni Wiranto, Akbar Tanjung, Aburizal Bakrie dan Surya Paloh.
Konvensi ini akhirnya dimenangi Wiranto di putaran kedua mengalahkan kader senior Partai Golkar, Akbar Tanjung.
Wiranto maju menjadi calon presiden Partai Golkar pada pemilu 2004 berpasangan dengan Solahuddin Wahid, adik dari almarhum presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid.
Namun mereka kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.
Pemilu 2009
Prabowo kembali mencalonkan diri pada Pemilu 2009. Kali ini ia sudah punya kendaraan sendiri, yaitu Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang didirikannya.
Ia menjadi cawapres untuk Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Mereka dikenal sebagai koalisi Mega Pro dan mengusung ekonomi kerakyatan sebagai program kampanye.
Namun Mega Pro kalah dari incumbent Susilo Bambang Yudhoyono yang berpasangan dengan ekonom Boediono.
Pemilu 2014
Prabowo mencoba peruntungan pada Pemilu 2014 setelah SBY lengser.
Selain dari Partai Gerindra, Prabowo mendapat dukungan dari Partai Golkar, PPP, PAN, PKS dan PBB.
Koalisi partai politik ini memperoleh 48,9% suara di DPR ketika itu.
Prabowo menggandeng Ketum PAN, Hatta Rajasa, melawan pasangan yang diusung PDIP, Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Apes bagi Prabowo. Ia kembali kalah dan harus rela menjadi oposisi pemerintahan.
Pemilu 2019
Prabowo kembali menantang Jokowi pada Pemilu 2019. Kali ini ia menggandeng pengusaha muda, Sandiaga Uno.
Sementara Jokowi menggandeng tokoh NU, Ma’ruf Amin dan menang dengan perolehan suara 55,5%.
Baca Juga
Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang