SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Gagal bayar atas surat utang obligasi Dubai World, dapat memicu krisis global jilid II. Jika tidak tertangani dengan cepat, Dubai menjadi negara kedua, setelah Amerika Serikat, yang menjadi pemicu krisis.

“Dampaknya tentu secara global. Bisa saja ini adalah awal dari krisis global jilid II. Jika jilid I dipicu oleh Amerika, maka untuk jilid II ini dari negara-negara berkembang dan dimulai dari Dubai,” terang  Ekonom Standart Chartered Fauzi Ichsan saat dihubungi, Minggu (29/11).

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Pasar saham Indonesia tentu akan terkena dampak tersebut, lebih khusus pada pasar obligasi di dalam negeri. Untuk sementara, investor asing akan membawa dana mereka ke dollar AS, dan menunggu penanganan kasus Dubai World dalam sepekan mendatang.

“Jika tidak ada pemberitaan yang mengejutkan lagi terkait Dubai World, maka dampak negatif ini hanya bersifat temporary. Jika ternyata ada kasus terkait, bisa saja ini awal mula krisis global jilid II,” tambah Ichsan.

Menurut dia, jika utang Dubai World dapat segera direstrukturisasi maka pasar saham dalam negeri dapat segera rebond. Ia berharap, jangan sampai terjadi cross default atas tunggakkan utang Dubai World. Sebab ini penting untuk menjaga stabilnya pasar saham dan obligasi korporasi di dunia.

Dalam tiga hari ke depan, Ichsan memprediksi, indeks akan terkoreksi 5-10%. Pada pembukaan perdagangan Senin (30/11) mendatang, IHSG juga akan melihat kondisi pasar regional yang buka terlebih dahulu.

“Kita lihat akan seberapa dalam koreksinya. Kita juga melihat dari perdagangan bursa Jepang dan Hongkong yang buka satu jam sebelum IDX,” pungkasnya.
dtc/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya