SOLOPOS.COM - Pembangunan pintu air saluran irigasi di Desa Trucuk Klaten oleh FT UTP Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Dosen dan mahasiswa Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP) melakukan pengabdian masyarakat di Desa Trucuk, Klaten.

Kegiatan ini merupakan bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bertujuan membantu dan memberikan solusi kepada masyarakat Desa Trucuk yang hampir 80% mata pencaharian penduduknya adalah sebagai petani.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Kaprodi Teknik Sipil UTP, Herman Susilo, mengatakan bahwa pengabdian masyarakat di desa Trucuk ini merupakan kegiatan lanjutan dari tahun yang lalu.

Herman dan tim melihat bahwa keadaan masyarakat dan lingkungan di Desa Trucuk bersinggungan dengan bidang pertanian, namun kesadaran masyarakat masih belum tinggi dalam mengelolanya.

Hal inilah yang membuat teknik sipil UTP melakukan pengabdian masyarakat di desa tersebut.

“Desa Trucuk itu didominasi oleh masyarakat yang hampir 80% petani dan memiliki sumber air yang bagus. Namun sayangnya penataan atau manajemen pengelola air masih kurang baik dan harus diperbaiki. Contohnya masih ditemukan sampah yang dibuang sembarangan yang mengakibatkan saluran air tersumbat,” ujar Herman.

Dalam kegiatan penyuluhan di Desa Trucuk, Herman didampingi 8 dosen dan 6 mahasiswa teknik sipil UTP.

Salah satu dosen yang ikut memberikan materi adalah Erni Mulyandari yang merupakan seorang dosen pengampu mata kuliah Rekayasa Irigasi Teknik Sipil UTP.

Herman juga menceritakan bahwa materi yang disampaikan oleh Erni tak ubahnya tentang pemeliharaan jaringan irigasi.

“Dalam materi yang disampaikan Erni, dijelaskan cukup detail agar warga Desa Trucuk lebih peka lagi terhadap lingkungan sekitarnya. Erni mengawali materi dengan analisis situasi dari Desa Trucuk, lalu masalah yang dihadapi oleh warga yang mungkin kurang disadari oleh warga sendiri, lalu dari masalah tersebut kami memberikan solusi seperti pengaturan air irigasi sesuai dengan kebutuhan air pertanian di sawah, pengecekan saluran irigasi apabila terjadi bocoran, pengaturan buka tutup pintu air apabila terjadi banjir di saluran irigasi, dan pemasangan pintu air”, jelas Herman.

Selain itu, Koordinator kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Trucuk, Suryo Handoyo, menyampaikan bahwa dalam menjalankan program ini tentunya melibatkan pemerintah setempat seperti dinas pertanian, kepala desa Trucuk, P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air) dan tentunya warga Desa Trucuk.

“Kami memberikan pemahaman edukasi untuk masyarakat atau warga Trucuk khususnya yang bermata pencaharian petani untuk bisa melakukan perbaikan pemeliharaan dari bangunan-bangunan irigasi yang ada agar bisa terawat dengan baik maka dari itu kami menggandeng pihak-pihak terkait dinas pertanian, kepala desa Trucuk, P3A (Perkumpulan petani pemakai air) dan warga desa Trucuk sendiri,” ungkap Suryo.

Herman berharap kegiatan pengabdian masyarakat ini akan bisa berlanjut lagi di bidang yang lain. Jadi fokusnya tidak hanya pada saluran irigasi melainkan bisa merambah ke bidang seperti wisata, sosial, bahkan budaya.

Herman juga menambahkan bahwa kegiatan akhir setelah penyuluhan adalah pemberian bantuan pintu air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya